Bisnis.com, JAKARTA-Keberadaan Komando Gabungan Operasi Khusus TNI tidak akan mengganggu pasukan khusus yang ada di angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara saat ini.
Jenderal TNI Moeldoko, Panglima TNI, mengatakan Komando Gabungan Operasi Khusus dibentuk untuk mengoptimalkan kekuatan TNI dalam menangani ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa.
Pasalnya, saat ini ancaman kedaulatan tidak hanya datang dalam bentuk agresi militer, tetapi juga dalam bentuk ideologi radikal dan terorisme.
Komando Gabungan Operasi Khusus ini tidak akan mereduksi Kopassus dalam struktural TNI, karena pasukan itu hanya untuk mengoptimalkan kekuatan TNI dalam menanggulangi terorisme, katanya di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Moeldoko menuturkan Komando Gabungan Operasi Khusus itu nantinya hanya akan berbentuk satuan tugas seperti Pasukan pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang telah dimiliki TNI.
Harapannya, dengan adanya Komando Gabungan Operasi Khusus, TNI dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman yang disebarkan melalui ideologi dan media lainnya.
Menurutnya, semua pihak harus tetap mewaspadai gerakan radikal yang dapat muncul karena penyebaran ideologi tersebut. Dia juga meminta agar jangan hanya fokus pada cyberwar untuk menangkal masuknya ideologi radikal, karena dapat berdampak pada berkurangnya niat untuk menindak aksi tersebut.
Kelompok ISIS dan terorisme menjadi identitas baru yang mampu menyebar teror melalui berbagai media, ujarnya.
Gagasan pembentukan Komando Gabungan Operasi Khusus muncul dengan tujuan mempercepat proses penanganan antiteror yang membutuhkan bantuan TNI. Selama ini sebenarnya TNI telah memiliki pasukan antiteror, seperti Sat-81 Gultor Kopassus.