Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANALISIS POLITIK: Memahami Pesan Pidato Megawati (3-habis)

Megawati Soekarnoputri menyampaikan satu pidato yang jarang di pembukaan kongres PDI Perjuangan di Bali, Kamis (9/4). Apa gerangan pesan yang hendak disampaikannya?
Megawati Soekarnoputri, kampanye, PDIP, Puan Maharani
Megawati Soekarnoputri, kampanye, PDIP, Puan Maharani

Ketiga, Megawati sensing PDI Perjuangan juga tidak luput dari risiko perpecahan, seperti yang dialami partai lain. Perpecahan tersebut bisa muncul dari mana saja, baik dari luar maupun dari Jokowi atau dari anak kandungnya sendiri, Puan Maharani.

“PDI Perjuangan adalah satu kesatuan yang tidak boleh tercerai-berai, oleh segala pasang naik dan pasang surutnya perjuangan. Segala pukulan yang kita berikan dan segala pukulan yang kita terima, adalah iramanya perjuangan. Perkuatlah tradisi Gotong royong…. Itulah rahasia kekuatan kita.”

Dan untuk mengamankan itu, Megawati akan pasang badan: “Jika tidak memiliki kesabaran revolusioner, belajarlah dulu. Jikalau ada yang tidak sabar, dan mau merusak apa yang sudah dibangun dengan penuh keringat dan air mata perjuangan, lebih baik berpikir ulang.”

Barangkali itulah sebabnya, hanya di kongres PDI Perjuangan, Jokowi tidak punya panggung dan tampil laiknya seorang presiden/ kepala negara. Mungkin dengan memahami pesan itu pula, Jokowi memilih menuangkan air minum ke gelas Megawati, meski yang bersangkutan lebih sibuk berbicara dengan Jusuf Kalla.

Keempat, Megawati menilai kinerja Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla dalam beberapa bulan terakhir ini belum merepresentasikan ideologi PDI Perjuangan. Megawati meminta pemerintah sensitif dan bersikap keras terhadap isu-isu yang menjadi ‘makanan’ atau mewakili warna politik partai, misalnya soal terorisme.

“ISIS sudah bertindak atas nama negara. Bahkan telah melakukan rekrutmen terhadap warga negara Indonesia. Pemerintah harus memastikan, agar rekrutmen seperti itu tidak boleh terulang kembali. PDI Perjuangan dengan tegas menolak berbagai bentuk radikalisme dan terorisme atas nama apapun.”

Demikianlah. Anda boleh tidak setuju dengan tafsir atas pidato tersebut. Tapi kalaupun Anda tidak setuju, rasanya kita bisa sepakat, saat seseorang lebih banyak menekankan cerita tentang diri dan jasa besar kelompoknya, maka pada saat itu pula dia sedang menunjukkan ketidakpercayaan dirinya.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Bastanul Siregar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper