Bisnis.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko telah merancang strategi untuk mengevakuasi warga negara Indonesia yang terjebak di tengah konflik Yaman. Operasi tersebut dibagi atas tahap persiapan dan eksekusi.
Tahap awal, menurut Moeldoko, adalah merespons perkembangan situasi terkini di Yaman, "Dua perwira penerbang telah dikirimkan untuk mengalkulasi situasi di sana untuk memetakan rencana embarkasi," kata Moeldoko yang ditemui di Mabes TNI Cilangkap, Kamis (2/4/2015).
Berikutnya, TNI malam ini akan mengirimkan pesawat Boeing 737-400 yang mengangkut 16 kru, termasuk anggota Korps Pasukan Khas, pasukan elite TNI Angkatan Udara. Pesawat ini akan digunakan untuk mengangkut WNI keluar dari daerah konflik. "Setelah kami keluarkan, mereka akan dibawa dengan pesawat komersil ke Indonesia," kata Moeldoko.
Pesawat tersebut akan menyisir wilayah Sanaa hingga perbatasan Yaman. Operasi, ujar Moeldoko, akan dilaksanakan tergantung intensitas konflik. Bila intensitas makin meninggi, semua WNI akan dievakuasi. Namun, bila konflik mendingin, TNI akan melakukan kalkulasi juga mempertimbangkan keinginan WNI yang berada di Yaman.
Selain melalui udara, evakuasi juga direncanakan via laut. Menurut Moeldoko, WNI yang berada di wilayah Aden hanya bisa dievakuasi dengan kapal. Pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan pemerintah India agar WNI yang menempuh jalur laut dari Yaman dapat ditampung di Djibouti, India.
Konflik bersenjata di Yaman antara pasukan pemberontak Syiah, Houthi, dan pasukan koalisi negara Arab yang dipimpin Arab Saudi, mengancam nasib sekitar 1.860 warga Indonesia di negara itu.
Kantor Kedutaan Besar Indonesia di Beirut Street, Faj Attan Hadda Diplomatic Area, Sanaa, juga berisiko menjadi korban pengeboman pasukan koalisi karena berada di dekat istana kepresidenan Yaman yang dikuasai pemberontak.
Pasukan koalisi melancarkan serangan militer ke sejumlah kota di Yaman sejak Kamis lalu. Serangan itu atas permintaan Abd-Rabbu Mansour Hadi, Presiden Yaman yang lari ke Arab Saudi setelah pasukan Houthi, yang diduga didukung Iran, "melancarkan serangan ke Aden."
Hadi, Presiden Yaman yang sah, lari ke Aden pada Februari lalu setelah berada dalam tahanan rumah pasukan Houthi. Pasukan Houthi telah menguasai ibu kota Sanaa sejak September tahun lalu.