Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANCAMAN ISIS, Ini Komentar Wapres JK

Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Konferensi Internasional bertema Respons Indonesia terhadap Perkembangan Terorisme dan ISIS serta Penanggulangannya.
ISIS/dw.de
ISIS/dw.de

Bisnis.com, JAKARTA- Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Konferensi Internasional bertema Respons Indonesia terhadap Perkembangan Terorisme dan ISIS serta Penanggulangannya.

Acara ini juga dihadiri oleh Presiden Ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menko bidang Politik, Hukum, dan HAM Tedjo Edhi Purdijatno, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, Wakapolri Badroddin Haiti, dan Jaksa Agung H.M. Prasetyo.

JK menuturkan seluruh dunia sedang dipenuhi rasa keprihatinan atas berkembangnya ideologi dan gerakan radikal Negara Islam Irak dan Syriah (ISIS) ‎.

‎"Suatu ideologi yang jadi gerakan dengan cara yang menakutkan tentu suatu yang harus dihindari, dicegah," ujarnya dalam pembukaan acara, Senin (23/3/2015).

‎Menurut JK, penanggulangan ISIS harus dirumuskan dengan mengidentifikasi sejarah dan latar belakang munculnya gerakan ini. Mulai dari aspek ideologi agama, politis, hingga dalil ekonomi.

Gerakan ISIS, lanjutnya, dengan mudah menyusupi negara-negara yang lemah secara pemerintahan, ekonomi, dan politik. Misalnya, di negara-negara Timur Tengah yang mengalami revolusi Arab Spring, seperti di Irak, Syria, Libia, dan Nigeria.

‎"Sangat mencengangkan ISIS punya 20.000 pasukan terlatih yang datang dari 80 negara, melebihi anggota OKI, termasuk dari negara-negara barat. Daya tariknya luar biasa," katanya.

Berkaca dari pengalaman JK mendamaikan konflik Poso dan Ambon, konsep surga yang ditawarkan ISIS harus diruntuhkan dengan ajaran Islam yang benar. Menurutnya, dalam ajaran Islam, perang yang membunuh‎ perempuan, anak dan menebang pohon adalah haram.

"‎Pengalaman saya di Poso dan Ambon atas perintah Mega, sederhana. Semua mempermainkan surga. Saya katakan semua masuk neraka, karena tidak benar," tuturnya.‎

JK menegaskan Indonesia harus melakukan perbaikan agar tercipta stabilitas ekonomi, politik, dan keadilan dalam struktur sosial. Stabilitas tersebut diyakini dapat mencegah berkembangnya ideologi radikal.

‎"Bangsa yang stabil tidak mudah dimasuki ideologi menyimpang. Bangsa ini harus bersatu perbaiki iklim politik dan ekonomi, kesejahteraan sekaligus," tuturnya.

‎Wapres berharap konferensi ini menghasilkan langkah-langkah positif untuk menanggulangi ISIS dan gerakan teroris lain. JK juga berharap pemahaman Islam yang moderat di Indonesia dapat ‎membangun kemajemukan yang harmonis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper