Kabar24.com, JAKARTA—Rencana pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak terganggu dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Jenderal TNI Moeldoko, Panglima TNI, mengatakan tidak ada anggaran TNI yang dikoreksi karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang melebihi asumsi dalam APBNP-P 2015.
“BPKP memang sudah melihat lebih dalam lagi tentang anggaran TNI, tetapi sepertinya tidak ada yang dikoreksi karena program kami masuk ke dalam rencana strategis negara,” katanya di Komple Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (17/3).
Seperti diketahui, tahun ini TNI memang berencana membeli sejumlah Alutsista dari berbagai negara untuk memperkuat pertahanan dalam negeri. Diantaranya adalah pembelian pesawat tempur Super Tucano, dan Multiple Launch Rocket System dari Brasil.
Selain itu, TNI juga ingin membeli Sukhoi Su-35 dari Rusia untuk mengganti pesawat tempur F-5 Tiger buatan Amerika Serikat yang sudah tua.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tentu saja dapat mempengaruhi rencana tersebut, karena pembelian Alutsista dilakukan dengan mata uang asing. Padahal, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini sudah di atas asumsi APBN-P 2015 senilai Rp12.500 per dolar.
Pemerintah sendiri sudah bergerak cepat untuk menguatkan kembali nilai tukar rupiah, dengan mengeluarkan enam kebijakan ekonomi.
Pembelian Alutsista Belum Terpengaruh Kurs Rupiah
Rencana pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak terganggu dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
7 menit yang lalu
Bareskrim Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama ke Thailand
33 menit yang lalu