Bisnis.com, JAKARTA-Joglo merupakan satu kawasan atau perkampungan di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Wilayahnya termasuk asri karena masih banyak pepohonan besar serta perkebunan yang digarap para petani, yang kebanyakan orang-orang Betawi.
Sejak tahun 1980an, penduduk daerah itu sudah campuran dari suku Jawa, Sunda, Batak, dan China atau Tionghoa.
Zaenuddin HM, dalam bukunya berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” terbitan Ufuk Press pada Oktober 2012, setebal 377 halaman lebih jauh menjelaskan tentang nama Joglo.
Dijelaskan bahwa kawasan itu dinamakan Joglo karena konon dulu di daerah tersebut banyak rumah tradisional masyarakat Betawi yang berbentuk rumah-rumah joglo, atau rumah tradisional Betawi potongan joglo.
Bangunan-bangunan ini banyak dipengaruhi arsitektur rumah Jawa. Adapun perbedaannya, joglo pada rumah tradisional Jawa, tiang-tiang utama penopang atap merupakan unsur yang mengarahkan pembagian ruang pada denah.
Tetapi, integrasi antara denah, tiang penopang struktur atap tidak begitu nyata seperti pada rumah joglo yang asli.
Sedangkan pada joglo Betawi pembagian itu tidak tampak jelas. Pada rumah Betawi itu tiang utama penopang struktur atap bukan unsur utama yang mengarahkan pembagian ruang pada denah.
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan wilayah kota Jakarta, rumah tradisional Betawi potongan joglo nyaris sudah tidak ada lagi di kawasan ini.
Kalaupun masih ada mungkin bisa dihitung dengan jari. Itupun biasanya kondisinya sudah rapuh atau sudah direnovasi sehingga tidak murni lagi potongan joglo.