Bisnis.com, TANGERANG - Bertepatan dengan Hari Ibu, Pusat Studi Kebudiluhuran Universitas Budi Luhur menyelenggarakan pembekalan dosen dengan tema Internalisasi Nilai-Nilai Kebudiluhuran.
Rusdiyanta, Ketua Pusat Studi Kebudiluhuran, mengatakan metode pendidikan dewasa ini lebih mengutamakan ranah kognitif dan sedikit mengabaikan ranah afektif dan psikomotorik.
“Akibatnya banyak manusia cerdas dan terampil yang dihasilkan oleh pendidikan, namun, kurang memiliki komitmen terhadap ucapan, sikap, dan perbuatan serta nilai-nilai budi pekerti yang luhur,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (22/12/2014).
Sementara itu, Rektor Universitas Budi Luhur Hapsoro Tri Utomo dalam kata sambutan acara mengimbau para dosen untuk kreatif dan inovatif dalam memberikan pengajaran kepada mahasiswa.
“Selain itu, para dosen juga harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai kebudiluran dalam mata kuliah yang diampunya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Djaetun HS pendiri Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti mengatakan nilai-nilai budi luhur dapat diaplikasikan atau diimplementasikan oleh semua civitas akademika.
Menurutnya, budi luhur adalah bagaimana cara untuk mengajak orang menjadi baik. Karena, ujarnya, orang baik akan dibedakan Tuhan, kapanpun, di mana pun dan dalam kondisi apapun.
“Dengan menjadi orang baik, maka kebaikan itu bukan hanya bermanfaat pada diri sendiri tetapi juga bermanfaat bagi sesamanya,” tuturnya.
Menurutnya, kebudiluhuran sangat terkait dengan makna peringatan hari Ibu, karena, Ibu memiliki peran sangat penting dalam pembangunan karakter manusia sejak dari kandungan hingga dewasa.
“Oleh karena itu jika bangsa ini akan melakukan revolusi mental, maka kuncinya adalah Ibu,” katanya.