Bisnis.com, PADANG—Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun depan berada dalam kisaran 6,1%-6,5%. Pertumbuhan itu relatif stagnan sepanjang tiga tahun terakhir.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Mahdi Mahmudy mengatakan dibandingkan tahun 2014 yang hanya berkisar 5,8%, proyeksi ekonomi Sumbar tahun depan mengalami kenaikan yang cukup menjanjikan.
“Proyeksi peningkatan pertumbuhan ekonomi itu dipicu mulai menggeliatnya investasi setelah masa resesi di Sumbar, dan kebijakan pemerintah memprioritaskan sektor pariwisata,” katanya di Padang, Selasa (9/12/2014).
Munurutnya, iklim investasi secara nasional akan kembali tumbuh, setelah tekanan perekonomian global sedikit melonggar. Termasuk, dampaknya akan dirasakan dengan membaiknya sektor investasi lokal.
Sedangkan kebijakan pemerintah daerah yang memprioritaskan pembangunan di bidang pariwisata diyakini mampu mendongkrak kinerja bidang lain, seperti transportasi, perdagangan, jasa, dan industri kreatif.
Mahdi menilai sepanjang tahun ini, tekanan berat akibat melemahnya harga komoditas CPO dan karet di pasar global, serta pelemahan nilai tukar rupiah ikut mempengaruhi perkonomian daerah. Apalagi ekspor utama Sumbar masih didominasi dua komoditas tersebut.
Dia mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi itu dibarengi pula dengan target inflasi yang hanya 5,1% plus 1% untuk memastikan daya beli masyarakat terkendali.
Mahdi mengakui tingkat inflasi di Sumbar menembus angka dua digit dalam beberapa tahun terakhir, akibat tingginya fluktuasi harga di pasaran. Terutama untuk komoditas cabai merah dan beras, padahal pemerintah setempat mengklaim swasembada produk itu.
“Peran aktif TPID di tingkat provinsi dan kabupaten/kota harus dioptimalkan. TPID mesti mampu memberikan rekomendasi mengatasi inflasi,” ujarnya.