Bisnis.com, SEMARANG—Kinerja positif berhasil digapai Bank Jateng hingga triwulan ketiga tahun ini.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan total aset mencapai Rp39,14 triliun selama triwulan III/2014.
Nilai aset Bank Jateng naik Rp8,44 triliun atau tumbuh 27,7% year to date (y-t-d) dari laporan keuangan Desember 2013 senilai Rp30,70 triliun.
Pertumbuhan itu ditopang oleh kenaikan jumlah kredit senilai Rp24,9 triliun atau meningkat 17,4 % dari posisi akhir Desember 2013 senilai Rp21,2 triliun.
Adapun total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan hingga September senilai Rp34,5 triliun atau tumbuh 41% (y-t-d).
Untuk komposisi DPK yakni giro sebesar Rp13,2 triliun, tabungan sebesar Rp7,6 triliun dan simpanan berjangka (deposito) sebesar Rp13,7 triliun.
Penyumbang terbesar DPK diperoleh dari simpanan berjangka yang tumbuh Rp5,6 triliun (y-t-d) dari laporan akhir 2013 senilai Rp8,1 triliun.
Bank Jateng terus menekan angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dan menjaga berada di bawah 5% sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI).
Sampai September, NPL gross Bank Jateng 0,88% atau meningkat 0,37% dibanding akhir 2013 yang tercatat sebesar 0,64%.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengklaim dari hasil pengelolaan bank yang baik selama ini, telah tercermin dari kinerja Bank Jateng hingga 30 September 2014 yang menunjukkan tren kenaikan.
Dia menjelaskan kinerja yang baik tersebut tidak lepas dari dukungan pemegang saham, kepercayaan masyarakat khususnya nasabah.
Pihaknya juga mendorong kepada jajaran pegawai bank untuk bisa melayani nasabah dengan proses cepat, tepat dan memberikan solusi apabila nasabah menghadapi permasalahan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono memaparkan Bank Jateng berencana menambah modal di angka Rp2 triliun.
Menurutnya, saat ini modal yang sudah ada berkisar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 trilun.
“Untuk naik BUKU III harus terpenuhi modal di angka Rp2 triliun, di mana harus mendapatkan persetujuan dari DPRD Jateng. Secara bertahap, kita telah mendapatkan modal Rp15 miliar, untuk kekurangannya sekitar Rp500 miliar masih jauh,” papar Puryono yang juga Komisaris Utama Bank Jateng.
Pemenuhan modal Bank Jateng, kata Puryono, sebagai langkah awal menjajaki Initial Public Offering (IPO).
Saat ini, menurut Sekda, Bank Jateng sedang mempersiapkan secara matang proses untuk mengarah ke IPO.
“Kita mengarah ke sana, kalau tidak siap pihak bank akan kesulitan. Jika sudah IPO pengawasan lebih mudah,” ujarnya.
Kondisi perbankan di Jawa Tengah sesuai data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada triwulan II/2014 masih memperlihatkan perkembangan yang baik.
Total aset meningkat 17,59% dari Rp221 triliun pada triwulan I/2014 menjadi Rp260 triliun.
Dana pihak ketiga (DPK) dan kredit masing-masing tumbuh sebesar 17,05% (dari Rp163 triliun menjadi Rp191 triliun) dan 16,07% (dari Rp174 triliun menjadi Rp202 triliun) untuk periode yang sama.
Sementara itu, rasio NPL masih dapat dipertahankan di bawah 5%, yaitu sebesar 2,46% pada Triwulan II/2014.
“Untuk NPL di wilayah kami masih di bawah standar ketentuan Bank Indonesia (BI) 5%,” ujar Kepala Kantor OJK Regional IV Jateng-DIY Y Santoso Wibowo.