Bisnis.com, BEIJING – Kendati rentetan data menunjukkan indikator pertumbuhan China mengalami penurunan, pemerintah negara tersebut tak kunjung memangkas target pertumbuhan tahun ini. Berkebalikan, bank sentral justru menyatakan pertumbuhan memang mengalami perlambatan.
Dalam laporan kebijakan moneter kuartal III, bank sentral menyatakan bahwa perlambatan pertumbuhan akan terus terjadi, seiring penyesuaian perekonomian terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah.
“Selama oroses penyesuaian ini, perekonomian China akan tertekan. Sejumlah risiko pada pertumbuhan juga akan muncul,” ungkap laporan tersebut.
Merespons situasi ini, bank sentral menyatakan akan mempertahankan kebijakan selektif untuk mempertahankan pertumbuhan. Seperti diketahui, China tumbuh 7,3% pada kuartal III lalu, melambat dari pertumbuhan kuartal I 7,4% dan kuartal II 7,5%.
Seperti diketahui, Bank sentral China memilih untuk menyuntikkan likuiditas total 769,5 miliar yuan atau setara US$126 miliar pada bank-bank besar dan menengah milik negara, daripada harus memangkas tingkat suku bunga meski Negeri Panda terancam deflasi.
Data terakhir menunjukkan inflasi September China berada di level 1,6% dan tingkat suku bunga negara itu adalah 3,5%.