Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI CHINA: Pemerintah Mulai Permudah Investasi Asing

Lambatnya pemulihan pertumbuhan ekonomi China mendorong pemerintah negara itu terus mencari cara untuk menghindarihard landing. Salah satu kebijakan yang akan segera diimplementasikan yaitu kemudahan persyaratan bagi investasi asing.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BEIJING - Lambatnya pemulihan pertumbuhan ekonomi China mendorong pemerintah negara itu terus mencari cara untuk menghindari hard landing. Salah satu kebijakan yang akan segera diimplementasikan yaitu kemudahan persyaratan bagi investasi asing.

Lembaga koordinator ekonomi China National Development and Reform Commission (NDRC) menyampaikan negara tersebut akan melonggarkan restriksi perizinan penanaman modal asing (PMA).

Kita akan memudahkan proses investasi dari negara manapun pada beberapa sektor untuk mengefisienkan peran korporasi domestik dan memunculkan teknologi-teknologi baru, ungkap pihak NDRC melalui sebuah draf yang dipublikasikan di Beijing, Rabu (5/11/2014).

Draf tersebut menyebutkan bahwa ada total 349 sektor yang terbuka untuk para investor asing, termasuk fasilitas pelatihan vokasi, perumahan, dan pelayanan untuk anak-anak dan kaum berkebutuhan khusus.

Dalam draf terbaru yang merevisi draf prosedur investasi sebelumnya itu, China menetapkan 35 sektor masih dibatasi investasi PMA-nya, lebih kecil dari pembatasan sebelumnya yaitu pada 79 sektor.

Pembatasan tersebut dilakukan untuk memfokuskan penanaman investasi. Beberapa sektor yang selama ini menjadi andalah China untuk menarik investasi luar negeri yaitu industri baja, kertas, dan penyulingan minyak, dilaporkan telah mengalami kelebihan kapasitas(overcapacity) investasi.

NDRC menegaskan beberapa industri lain masih berupaya menarik investor asing untuk meningkatkan produksi mereka. Adapun, Beijing tetap menutup investasi PMA untuk 36 sektor.

Investasi PMA akan kami fokuskan pada sektor manufaktur dan jasa, ungkap pernyataan NDRC melalui situs resminya. NDRC juga mengakui kebijakan ini nantinya diharapkan dapat lebih menggenjot daya saing internasional produk China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Nurbaiti
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper