Bisnis.com, DENPASAR — Jumlah produksi komoditas padi dan jagung di Bali pada 2014 diprediksi akan menurun akibat banyaknya lahan gagal panen, karena musim kemarau berkepanjangan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Panusunan Siregar menyarankan pemerintah daerah mengantisipasi kondisi tersebut agar tidak terjadi kekurangan pangan.
"Antisipasi seperti menyakinkan ketersediaan pangan harus dilakukan jangan ada pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi ini untuk mengeruk keuntungan pribadi,” ujarnya, Selasa (4/11/2014).
BPS Bali memprediksi produksi padi turun 1,95% menjadi 864.920 ton dibandingkan tahun sebelumnya 882.092 . Penyebab penurunan itu akibat adanya penurunan luas panen sebanyak 6.704 Ha karena penundaan tanam serta perbaikan irigasi di Denpasar, Badung, Klungkung serta kejadian puso 34 Ha di Buleleng disebabkan banjir.
Penurunan itu dipicu pula oleh menurunnya produksi padi di sentra-sentra seperti Kabupaten Tabanan dan Karangasem. Alhasil, kendati sebetulnya produksivitas padi naik 2,62% menjadi 1,54 kuintal per Ha tetapi kondisi itu tidak membantu penurunan.
Sementara komoditas jagung penurunannya diprediksi sebesar 24,8% menjadi 53.573 ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya 43.297 ton. Prediksi tersebut didasarkan karena luasan panen pada tahun ini turun sebesar 9,3% atau seluas 1.969 Ha serta turunnya produktivitas sebesar 17,07% atau 5,39 kuintal per Ha.
Perkiraan penurunan luas panen sebagai akibat menurunnya lahan tanam jagung karena beralih ke tanaman kehutanan seperti di Kubu, Karangasem serta Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Ada juga pengalihan ke tanaman holtikultura seperti tanaman jeruk dan cabe di Bangli dan Gianyar.
“Paling drastis itu penurunan di Kabupaten Klungkung, paling tajam dibandingkan daerah lain yang ada naik sedikit,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengakui lahan pertanian seluas 900 Ha mengalami kekeringan. Namun, kendati diprediksi turun pihaknya memastikan tidak akan berdampak besar terhadap ketersediaan pangan di Bali.
"Kami sudah mengantisipasi seperti melakukan bantuan bibit kepada petani, dan luasan produksi masih sangat luas sehingga stok seperti beras tetap terjaga," tuturnya.
Untuk antisipasi kekeringan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Bali sudah menyiapkan bantuan benih jagung 16 ton dan padi 200 ton sebagai ganti rugi kepada petani untuk tanaman mereka yang gagal panen.