Bisnis.com, FRANKFURT – Kendati masih dibayangi oleh deflasi parah dan perlambatan pemulihan kawasan, tingkat pengangguran Jerman menunjukkan penurunan pada Oktober, terdorong oleh meningkatnya keyakinan korporasi pada situasi finansial negara perekonomian terbesar Eropa tersebut.
Agensi Federal Tenaga Kerja Jerman mencatat penurunan pengangguran sebesar 2887 juta pekerja, lebih rendah dari prediksi ekonom yang disurvei Bloomberg yaitu peningkatan pengangguran sebanyak 4000 warga.
Dengan penurunan tersebut, kini angka pengangguran Jerman berada di tingkat 6,7%, terendah dalam lebih dari 2 dekade terakhir.
“Perekonomian negara tersebut menunjukkan kondisi baik, juga pasar tenaga kerjanya. Dari apa yang kita lihat pada aksi perusahaan, pertumbuhan kuartal III tampaknya tidak akan begitu buruk,” ungkap analis MM Warburg & Co, Carsten Klude di Hamburg, Kamis (30/10).
Data pengangguran dipublikasikan menyusul prediksi ekonom berpengaruh zona euro, Raiffeisen Schweiz yang memprediksi jumlah pengangguran Jerman akan melesat naik untuk ketiga kalinya pada Oktober.
Data juga kontra dengan iklim bisnis Jerman yang menurut catatan Information and Forschung (IFO) jatuh ke level terparah sejak 2012 ke indeks 103,2 pada Oktober, setelah berada di tingkat 104,7 pada September. IFO merujuk pada jatuhnya pemesanan pabrik, output industri, dan ekspor Negara der Panzer.
“Ketidakpastian ekonomi saat ini tidak tercermin pada situasi tenaga kerja,” ungkap presiden sebuah agensi tenaga kerja, Frank-Juergen Weise.
Sebelumnya, Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi juga mendesak pemimpin negara-negara zona eurountuk berupaya keras mengatasi pengangguran, misalnya melalui peningkatan belanja negara. Draghi dihantui oleh risiko tidak produktifnya 20% dari total masyarakat usia muda Benua Biru.