Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEBIJAKAN BANK SENTRAL AS: Federal Reserve Setop Stimulus, Suku Bunga Tak Dinaikkan

Amerika Serikat kian mengonfirmasi akan segera menetapkan kebijakan normalisasi setelah upaya pelonggaran beberapa tahun terakhir mampu mengerek pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, WASHINGTON - Amerika Serikat kian mengonfirmasi akan segera menetapkan kebijakan normalisasi setelah upaya pelonggaran beberapa tahun terakhir mampu mengerek pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Bank sentral AS Federal Reserve dalam pertemuan Komite Pasar Bebas Federal (Federal Open Market Committee/FOMC), akhirnya memutuskan untuk mengakhiri program pembelian aset  yang selama ini dilakukan untuk menstimulasi ekspansi di tengah ketetapan suku bunga rendah.

“Setelah FOMC September, data menunjukkan pasar tenaga kerja, tingkat pengangguran, belanja domestik, investasi tetap, stabilitas pasar, seluruhnya menunjukkan perkembangan sesuai harapan,” ungkap pernyataan komite setelah pertemuan FOMC di Washington, Kamis (30/10/2014).

Sebelum pertemuan FOMC ketujuh tahun ini tersebut, sepekan terakhir pasar terus konsisten memantau pergerakan ekonomi AS. Setelah menghentikan pelonggaran kuantatif, The Fed akan mulai fokus memantau perekonomian dunia untuk menemukan waktu terbaik meningkatkan suku bunga.

Kendati mendekati normalisasi, The Fed belum memutuskan untuk menaikkan suku bunga. Sejumlah ekonom memprediksi bank sentral tersebut belum akan meningkatkan suku bunganya jika situasi perekonomian global masih tidak menentu.

Seperti diketahui, bank sentral Amerika Serikat mempertahankan suku bunga mendekati nol sejak Desember 2008 dan telah meningkatkan balance sheet hingga 4 kali lipat ke nilai US$4,4 triliun melalui 3 tahap program pembelian aset.

Di sisi lain, China dan Jepang sebagai raksasa ekonomi Asia masih belum menunjukkan pemulihan tahun ini. Bersama Eropa, kawasan-kawasan ini tengah menghadapi risiko deflasi dari lesunya belanja masyarakat dan penurunan harga minyak dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper