Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia baru saja menambah 50 orang konsultan di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menjadi 736 orang.
Berdasarkan situs resmi Ditjen HKI, pihaknya bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara baru saja menyatakan kelulusan peserta yang mengikuti ujian akhir konsultan HKI yang telah diadakan September lalu.
Direktur Kerja Sama dan Promosi Dirjen HKI, Parlagutan Lubis, mengatakan bahwa para konsultan HKI diharapkan dapat mewakili masyarakat khususnya untuk pencipta, inventor, pemegang HKI atau pihak lain untuk mengajukan permohonan HKI.
Konsultan HKI yang merupakan partner kerja Direktorat Jenderal HKI dalam memberikan jasa layanan bidang pengajuan dan permohonan HKI harus terdaftar secara resmi di Ditjen HKI.
Wakil Rektor BINUS di Bidang Penelitian HKI, Bahtiar Abbas Saleh meyakini bahwa para konsultan baru ini dapat memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi pembangunan Indonesia. “Sangat tinggi Korelasi HKI dengan kemajuan sebuah negara”, ujanya seperti dikutip Bisnis dari situs resmi, Kamis (30/10).
Bahtiar juga mengungkapkan bahwa pelatihan ini merupakan implementasi Memorandum Of Understanding antara Fakultas Hukum Bisnis, Binus dengan Dirjen HKI.
Menurutnya, seorang konsultan HKI harus menguasai seluruh materi bidang HKI, karena setiap bidang HKI mempunyai karakteristik dan prosedur yang berlainan. Kemampuan dan pengetahuan konsultan ini harus dimiliki konsultan HKI, agar permohonan HKI bisa memperoleh kejelasan mengenai perlindungan hukum HKI.
Berdasarkan situs resmi Dirjen HKI, Ke-50 ini peserta dinyatakan lulus sebelumnya memperoleh bekal materi pembelajaran selama kurun waktu Mei-Agustus 2014.
Bidang yang harus dikuasai oleh konsultan HKI diantaranya, administrasi hak cipta, perlindungan hak cipta, perlindungan terhadap hak terkait hak cipta. Hukum merek, konvensi internasional mengenai HKI, amandemen UU merek,sertifikasi dan lisensi paten juga menjadi hal yang perlu diketahui oleh konsultan HKI.
