Bisnis.com, PEKANBARU—Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Riau kembali anjlok mengikuti penurunan daya ekspor perusahaan dalam negeri untuk sektor konsumsi.
Rusdi, Sekretaris Tim Harga TBS Kelapa Sawit Riau, mengatakan pelambatan pertumbuhan ekonomi nasional masih berdampak pada melemahnya daya ekspor perusahaan dalam negeri. Hal itu berdampak pada menurunnya harga TBS kelapa sawit yang menjadi bahan baku minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
“Pelambatan pertumbuhan ekonomi nasional masih menjadi faktor internal anjloknya harga TBS kelapa sawit Riau, karena memberi efek domino kepada daya ekspor perusahaan di dalam negeri,” katanya di Pekanbaru, Selasa (28/10/2014).
Rusdi menuturkan penurunan harga TBS kelapa sawit pada periode 29 Oktober-4 November 2014 cukup dalam, sehingga membuat harga kelapa sawit dengan usia 10 tahun berada pada level Rp1.634,48 per kilogram. Padahal, harga kelapa sawit jenis yang sama pada periode sebelumnya senilai Rp1.674,94 per kilogram.
Menurutnya, kebijakan proteksi yang diterapkan negara yang selama ini mengimpor CPO juga ikut berpengaruh dalam mengurangi permintaan di pasar global. Proteksi tersebut bertujuan untuk menjaga produk lokalnya dari minyak sawit mentah yang berasal dari Indonesia.
“Kami berharap ada langkah serius dari pemerintah pusat untuk menyiasati kebijakan proteksi yang diterapkan sejumlah negara ini,” ujarnya.
Pelemahan harga tidak hanya terjadi untuk TBS kelapa sawit dengan usia 10 tahun. Kelapa sawit usia tiga tahun juga merosot menjadi Rp1.169,43 per kilogram dari yang sebelumnya Rp1.198,38 per kilogram, kelapa sawit usia lima tahun Rp1.398,71 per kilogram, usia delapan tahun Rp1.540,75 per kilogram.
Kemudian harga TBS kelapa sawit dengan usia 23 tahun menjadi Rp1.510,32 per kilogram dari yang sebelumnya Rp1.547,66 per kilogram, sedangkan kelapa sawit usia 25 tahun menjadi Rp1.427,33 per kilogram dari sebelumnya Rp1.462,59 per kilogram.
