Bisnis.com, MANADO – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara melaporkan temuan uang palsu di provinsi tersebut mengalami peningkatan pada September 2014 dibandingkan dengan posisi akhir 2013.
Deputi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Dudung Setiadi mengatakan pada akhir 2013, uang palsu yang ditemukan untuk pecahan 100.000 sebanyak 129 lembar dan pecahan 50.000 sebanyak 84 lembar.
"September 2014, uang palsu yang ditemukan sebanyak 549 lembar yakni naik dua kali lipat lebih dari posisi akhir tahun lalu hanya 213 lembar," katanya, seperti dikutip Antara, Selasa (28/10/2014).
Jumlah nominal tercatat untuk uang palsu ini pada September 2014, jelasnya, sebesar Rp53,52 juta, dengan pecahan 100.000 sebanyak 516 lembar dengan nominal Rp51,6 juta serta pecahan 50.000 sebanyak 33 lembar dan nominal Rp1,65 juta.
“Penemuan uang palsu ini, menandakan bahwa masyarakat semakin tahu membedakan mana yang palsu dan asli,” katanya.
Secara historis, dia melanjutkan, pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan selama dua tahun terakhir adalah uang kertas pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 atau sekitar 90% dari seluruh pecahan uang palsu yang ditemukan.
Dalam upaya menekan peredaran uang palsu, katanya, BI Sulut terus secara aktif melakukan edukasi dalam bentuk sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Hal ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai ciri keaslian rupiah yang digunakan dalam transaksi sehari-hari sehingga pada akhirnya masyarakat juga dapat turut berperan serta menekan peredaran uang palsu tersebut," jelasnya.
Selain BI, sosialisasi tersebut juga dilakukan kalangan perbankan, instansi pemerintah daerah, akademisi, sekolah-sekolah serta di pusat perbelanjaan.