Bisnis.com, JAKARTA - Aksi merokok Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja Jokowi-JK, yang baru berumur 1 hari, Susi Pudjiastui terus memicu tanggapan masyarakat. Kendati tidakmempersoalkan tingkat pendidikan Sang Ibu Menteri, aksi ngudut usai pegumuman oleh Presiden Joko Widodo, Minggu (26/10/2014) dikritik di berbagai media sosial.
Meilia Marissa, misalnya, dalam blognya, menulis pendidikan memang penting, tapi tak harus jadi faktor utama. Meskipun biasanya memang faktor pendidikan berbanding lurus dengan attitude dan karakter positif. Saya dukung anda bu Susi selama anda profesional.
Tapiiiii....mbok ya o toh bu jangan klepas-klepus merokok di hadapan orang banyak. Merokok itu memang hak asasi jenengan, tapi bisa kan gak usah dipertontonkan di hadapan khalayak umum? Media itu juga ditonton dan dibaca anak-anak kami bu. Jangan memghancurkan pendidikan karakter generasi bangsa dong.
Jenengan sekarang public figur loh, nama jenengan akan dihafalkan oleh anak-anak kami di pelajaran sekolahnya. Jangan sampai yang diingat anak-anak kami saat menyebut menteri kelautan dan perikanan "oooo menteri perempuan yang perokok dan bertato itu ya???", lalu menjadi pembenaran untuk mereka "lah bu menteri aja merokok dengan santainya dan bertato pula kenapa kami tidak boleh?", atau menjadi senjata bagi para perokok berat yang selama ini menjaga diri untuk tidak merokok di tempat-tempat umum "bu menteri aja boleh merokok dengan bebasnya di lingkungan istana yg sakral, kenapa kami tdk boleh merokok disini?"
Dian Andriani, pun menyampaikan kritikannya: “Ga bisa nunggu sampe kelar kah ini? Mengkritisi boleh ya..soalnya sudah jd pejabat publik kalo sampeyan sakit karena rokok uang rakyat yg dipake mengobati..tur kasian wartawannya sampeyan beluki bu!”
Selain itu, pengguna Facebook dengan akun Nia Fata menuliskan “hari ini kita lagi gencar2nya kampanyekan tentang kesehatan dan menghindari menjadi perokok pasif,oleh sebab itu berharap sj agar Bu Susi kedepannya bs ikut menghormati kampanye peduli kesehatan,dan jika ingin merokok segera sj mencari area khusus perokok,tdk merokok disembarang tempat,sy yakin hari ini beliau masih belum memahami tetang etika merokok.
Tapi ada juga yg tak menyentuh soal rokok.