Bisnis.com, BRASILIA – Dua bakal calon Presiden Brasil saling tuduh mengenai dugaan korupsi politik pada acara debat di televisi lokal sebagai usaha terakhir mempengaruhi pemilih yang belum memutuskan pilihannya.
Dilma Rouseff, President incumbent dari Partai Buruh dan Aecio Neves, oposisi pro-bisnis dari Partai Sosial Demokrasi Brazil berdebat mengenai cara memulihkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan, melawan inflasi, menurunkan harga sewa dan membenahi saluran pembuangan terbuka di kota-kota Brasil .
Namun, topik tentang skandal suap di perusahaan minyak raksasa yang dikelola negara, Petroleo Brasileiro SA (PETR4.SA) membuat debat tersebut menjadi begitu sengit.
"Ada satu cara mudah untuk mengakhiri korupsi yaitu melemparkan Partai Buruh keluar dari pemerintahan," kata Neves yang menjawab pertanyaan dari pemilih tentang cara menertibkan undang-undang anti-korupsi Brasil, seperti yang dilaporkan Reuters, (25/10).
Dalam kesempatan terakhirnya, Neves menghampiri Rouseff dalam perdebatan dan bertanya langsung mengenai identitas pelaku yang yang diduga menerima suap dari kontraktor Petrobras, kemudian menyalurkannya pada Rouseff dan sekutunya di Kongres.
Tuduhan itu berdasarkan laporan negosiasi yang dibuat mantan eksekutif Petrobras Paulo Roberto Costa dan spesialis pasar gelap uang, Alberto Youssef yang ditangkap pada bulan Maret dengan tuduhan pencucian uang.
Majalah mingguan Veja sebelumnya bahwa Youssef mengatakan kepada kepolisian dan jaksa bahwa Rousseff dan pendahulunya, pendiri Partai Buruh Luiz Inacio Lula da Silva, tahu tentang skema korupsi.
Rousseff menolak tuduhan yang dilontarkan majalah Veja tersebut karena dinilai sebagai corong oposisi yang sistematis, antagonis dan berusaha untuk menggagalkan usahanya dalam pemilu kali ini.
Meski demikian, jajak pendapat terakhir menunjukkan bahwa isu korupsi yang melibatkan Partai Buruh yang tengah berkuasa tidak berdampak signifikan terhadap persaingan keduanya, setelah Rouseff dinilai lebih memimpin dibandingkan Neves pada minggu terakhir kampanye.
Para pengamat mengatakan tuduhan korupsi belum mempengaruhi pemilih untuk berbalik melawan Rousseff karena tingkat pengangguran tetap rendah walaupun Brasil mengalami perlambatan ekonomi dan sulit menikmati akses ke barang konsumsi, pendidikan dan perumahan yang sebelumnya dapat mereka dapatkan dengan mudah.
Sementara itu, Rouseff menyalahkan Partai Neves untuk krisis air yang sedang dihadapi kota terbesar, Sao Paulo. Dia mengatakan air adalah tanggung jawab pemerintah negara yang dijalankan oleh partainya.
"Seperti kurangnya perencanaan di negara terkaya di negeri ini sangat memalukan," katanya.