Bisnis.com, TEGAL—Bank Indonesia Wilayah Tegal menilai pertumbuhan ekonomi eks-Karesidenan Pekalongan pada triwulan IV/2014 diprediksi melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Beberapa faktor penyebabnya antara lain kebijakan penaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang dilakukan secara bertahap.
Pengaruh perlambatan ekonomi juga disebabkan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM), dan ekspektasi masyarakat yang melemah dalam menyambut transisi pemerintahan baru yang masih dianggap penuh ketidakpastian.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 diperkirakan relatif sama dengan pertumbuhan 2013 yang mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya yaitu 5,0%. Proyeksi ini lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang diperkirakan tumbuh 5,1%.
“Masyarakat masih menunggu, apakah kebijakan pemerintah menaikkan BBM bersubsidi ini akan diberlakukan pada semester IV tahun ini. Jika positif naik, tentu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,” papar Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Tegal Bandoe Widiarto, Rabu (22/10/2014).
Di sisi lain, indikator perbankan di wilayah ini masih menunjukkan perlambatan, baik dari sisi aset, dana pihak ketiga (DPK), maupun kredit.
Pada Agustus 2014, DPK tumbuh sebesar 13,59% year-on-year (y-o-y), lebih rendah daripada triwulan II yang tercatat sebesar 19,12%.
Sementara itu, kredit atau pembiayaan hanya tumbuh sebesar 14,64% (yoy), lebih rendah daripada triwulan II 2014 yang tercatat sebesar 16,85%.