Bisnis.com, BOGOR- Pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Barat dianggap perlu membangun rumah produksi hasil pengolahan pertanian seiring banyaknya penyusutan jumlah petani di provinsi itu.
Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar berpendapat pengurangan jumlah petani di Jawa Barat dinilai sebagai kabar baik untuk perkembangan sektor pertanian.
"Pengurangan itu harus disambut positif apabila mereka beralih menjadi pekerja yang tidak keluar dari sektor pertanian,” katanya, Kamis (16/10) petang.
Data Badan Pusat Statistik Jawa Barat menyebutkan jumlah petani pada 2013 di provinsi itu tercatat sebanyak 3.058.612, atau menurun sebesar 29,61% dari 2003 sebanyak 4.345.148 petani.
Kota Bekasi menjadi salah satu daerah dengan penurunan jumlah petani terbesar mencapai 89,21%.
Adapun, Sukabumi tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah petani terbanyak pada 2013 sekitar 291.754 petani.
Sementara Bogor tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak.
Hermanto menuturkan dengan membangun rumah produksi hasil pengolahan pertanian di masing-masing kabupaten dan kota di Jawa Barat, para petani akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari sebelumnya.
"Jadi menurut saya pengurangan jumlah petani harus disambut baik apabila mereka beralih menjadi entrepreneur di bidang pertanian," paparnya.
Di sisi lain, katanya, apabila rumah produksi hasil pertanian di setiap daerah sudah berdiri, maka garapan dan produksi hasil pertanian per orang akan semakin tinggi.
Dengan demikian, potensi pendapatan ekonomi masyarakat yang dulunya petani akan lebih besar apabila menggarap hasil olahan pertanian dengan baik.
"Sekarang misalnya kalau per orang di kawasan pertanian di Jawa Barat sudah mengendalikan 2 hektare saja itu sudah lumayan untung," ujarnya.