Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah media online mengaku telah mewawancarai Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao ketika hadir dalam hari ulang tahun TNI. Beberapa media itu menulis Xanana menyebut Timor Leste ingin kembali bergabung dengan pemerintah Indonesia.
Namun dari penelusuran, diketahui bahwa ada salah mengartikan bahasa yang dilakukan oleh salah seorang wartawan media online. Dari hasil rekaman, didapati bahwa yang mewawancarai Xanana pun wartawan televisi nasional.
Sementara itu, pemerintah Timor Leste dan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin juga meluruskan pemberitaan tersebut. Xanana tidak sepatah katapun menyebut ingin kembali ke Indonesia.
"Ya artinya pada pokok Xanana yang menjadi sumber, kalau dia mengatakan tidak benar maka itu jelas dipelintir," ujar mantan Wakil Ketua Dewan Pers Leo Batubara ketika dihubungi wartawan, Jumat (10/10/2014).
Dia pun menyayangkan keteledoran yang dilakukan wartawan tersebut. Seharusnya, sambung dia, prinsip cek dan ricek dijalankan wartawan ataupun media yang menanyangkan pemberitaan tersebut.
"Artinya sumber berita yang memberitakan itu keliru menangkap berita, mestinya harus mengecek kepada yang bersangkutan," kata dia.
Dia mengatakan, ketika hal tersebut menjadi persolan, tentunya harus dibawa ke Dewan Pers. Hal tersebut bertujuan agar mengetahui asal muasal berita yang didapat oleh media tersebut.
"Ya, artinya media bisa dibawa ke Dewan Pers. Di situ dilihat darimana dia dapat berita tersebut, karena itu sudah melanggar kode etik. Jadi si media itu harus di verifikasi, kebenaran itu logis apa enggak," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin meluruskan sejumlah pemberitaan media nasional yang mengklaim bahwa telah mewawancari Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao.
"Saya ingin mengarisbawahi bahwa wacana (pemberitaan) yang disebutkan dalam tagline (media) itu, tidak ada," ujar Sjafrie, di Bandara Ngurah Rai, Bali, Kamis (9/10/2014).
Dia menyakini hal tersebut, lantaran dirinya selalu mendampingi PM Xanana Gusmao selama berada di Indonesia, dan ketika PM Xanana Gusmao diwawancarai secara door stoop oleh media televisi, Sjafrie ada di samping PM Xanana.
Sejumlah media online nasional memberitakan bahwa Xanana Gusmao ingin kembali ke Indonesia. Dalam penelusuran, didapati bahwa ada kesalahan penerjemahan bahasa yang dilakukan wartawan yang mewawancari Xanana secara "door stop" tersebut.
Wartawan dari media online tersebut, salah mengartikan kata We Won't dengan We Want. Dan sayang sekali wartawan Online tersebut ketika dikonfirmasi tidak memiliki rekaman wawancara.