Bisnis.com, TAIPEI – Kendati perekonomian global tak kunjung menunjukkan kestabilan, bank sentral Taiwan diprediksikan akan mempertahankan tingkat suku bunganya 1,875% untuk memastikan laju aktivitas ekonomi berada di bawah kontrol. Suku bunga Taiwan berada di level tersebut dalam 13 kuartal terakhir.
Selain itu, pihak bank sentral menyatakan spekulasi pengetatan oleh bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve masih terus akan menimbulkan ketidakpastian pasar negara-negara berkembang.
“Perekonomian China pun sepertinya tumbuh melambat, sedangkan zona euro belum menunjukkan tanda pemulihan. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan inflasi. Itu artinya, kebijakan moneter harus benar-benar diperhatikan,” ungkap pernyataan bank sentral Taiwan yang dipublikasikan Senin (22/9/2014).
Seperti diketahui, perekonomian Taiwan amat bergantung pada China, terutama sektor ekspor-impor. China dan AS merupakan rekan dagang terbesar negara tersebut.
Adapun sejak awal tahun ini, Taiwan mempertahankan kebijakan moneternya untuk memastikan kestabilan pasar keuangan dan harga. Dewan bank sentral akan kembali menggelar pertemuan mendiskusikan hal tersebut, Kamis (25/9/2014) mendatang.
Sementara itu, inflasi Agustus Taiwan adalah 2,07% (year-on-year) , melampaui batas maksimal bank sentral 2%.