Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015: Vietnam Harapkan Kerjasama Lebih Luas dengan RI

Pemerintah Vietnam mengharapkan kerjasama investasi dan perdagangan yang lebih luas antara Indonesia dan negara tersebut menjelang diberlakukannya pasar bebas Asea atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Vietnam mengharapkan kerjasama investasi dan perdagangan yang lebih luas antara Indonesia dan negara tersebut menjelang diberlakukannya pasar bebas Asea atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015.

Truong Xuan Trung, First Secretary of Commercial Kedutaan Besar Vietnam mengatakan saat ini, total nilai investasi Indonesia di negaranya mencapai US$ 673,6 juta dengan beraktifitas di 39 proyek.

Nilai investasi itu menempatkan Indonesia berada di peringkat 26 dari 101 negara yang berinvestasi di Vietnam.

Perusahaan asal Indonesia, lanjutnya,  berinvestasi di 11 sektor dari 21 sektor investasi asing yang ada di negara itu.

“Yang paling besar itu adalah investasinya Semen Indonesia dan Japfa Comfeed,” ujarnya di Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Kebalikannya, investasi Vietnam ke Indonesia masih tergolong kecil, yakni baru sekitar US$ 51 juta dengan 8 proyek yang bergerak di sektor media, manufaktur, dan industri pengolahan.

Dia berharap, kerjasama Indonesia dengan negaranya bisa lebih meningkat di masa depan.

Apalagi ketika pasar bebas Asean diberlakukan pada akhir 2015, dia berharap semakin banyak investasi dan perdagangan kedua negara.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan sektor keuangan di Indonesia mempertimbangkan untuk menggarap kawasan CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam).

Ketua Dewan Komioner OJK Muliaman D. Hadad melihat adanya potensi besar di kawasan tersebut, yang selama ini jarang dilirik oleh perusahaan keuangan (perbankan, finance, dan lembaga pembiyaan) asal Indonesia.

“Penetrasi perusahaan Indonesia, terutama industri keuangan ke negara-negara kawasan CLMV masih sangat minim. Padahal, pasar mereka besar, dan perlu dipertimbangkan,” ujarnya.

Dia menyebutkan karakteristik penduduk kawasan tersebutserta portofolio perekonomiannya tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

Sehingga memudahkan industri keuangan di dalam negeri yang berpengalamanan menggarap pasar ritel dan SME lebih berkembang di sana.

“Perusahaan lokal memang lebih fokus ke dalam negeri, karena pasarnya besar. Tetapi di luar itu juga harus dipikirkan, karena ketika pasar Asean diberlakukan bukan bicara masyarakat yang 250 juta lagi, tapi sudah 600 juta,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper