Bisnis.com, JAKARTA— Parlemen Irak kemarin melantik Haider al-Abbadi sebagai perdana menteri baru sekaligus menyetujui sebagian besar anggota kabinetnya di tengah upaya pemerintah mengembalikan wilayahnya yang direbut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Para anggota legislatif negara itu menyetujui seluruh jajaran menteri kabinet kecuali untuk dua pos. Kedua pos itu adalah menteri dalam negeri dan menteri pertahanan. Untuk itu Al-Abbadi meminta waktu selama satu pekan untuk menentukan siapa pemegang jabatan tersebut.
Dua mantan perdana menteri masing-masing Nouri al-Maliki dan Ayad Allawi serta mantan ketua DPR Osama al-Nujeifi dipercayakan pada posisi wakil presiden. Sedangkan politisi Kurdi yang juga mantan Menlu Hoshyar Zebari diangkat menjadi salah satu dari tiga deputi perdana menteri sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Selasa (9/9/2014).
AS dan sejumlah negara lainnya meminta agar kelompok Sunni diakomodir dalam jajaran pemerintahan guna meredakan kekecewaan kelompok tersebut. Kaum Sunni selama ini merasa tersisih selama pemerintahan al-Maliki sehingga memicu kelompok itu bergabung dengan kelompok ISIS di wilayah utara dan barat Irak sejak Juni lalu.
Berbicara di depan parlemen, Al-Abbadi berjanji untuk "mendukung operasi militer” di seluruh wilayah konfrontasi sampai kemenangan bisa diraih.