Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Jepang memberikan sinyal yang jelas atas kekhawatiran terganggunya perekonomian akibat naiknya pajak penjualan tahun ini setelah Menteri Keuangan Taro Aso mengatakan program bantuan untuk stimulus akan disiapkan.
“Ekonomi berubah secara konstan dan kami harus mampu menyiapkan diri segera,” ujar Aso yang juga menjabat sebagai deputi perdana menteri sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (5/9/2014). Dia menambahkan bahwa anggaran suplementer merupakan sebuah metode solusi meski terdapat banyak metode lainnya.
Kebijakan itu mengawali satu keputusan apakah akan dilanjutkan dengan peningkatan pajak penjualan yang kedua. Jepang menaikkan pajak penjualan hingga 8% pada April dari sebelumnya 5%.
Penaikan pajak bertahap hingga 10% pada tahun depan telah mengganggu perekonomian negara itu. Padahal Jepang tengah menuju pemulihan ekonomi setelah mengalami kontraksi paling tajam sejak gempa bumi pada 2011.
“Kita sedang fokus pada kemungkinan dikeluarkannya anggaran suplementer atau stimulus lainnya,” ujar Hideo Kumano, seorang ekonomi pada Dai-ichi Life Research Institute di Tokyo, sebelum Aso menyampaikan komentarnya.