Bisnis.com, JAKARTA--Polda Metro Jaya menyebutkan terdapat delapan orang korban terluka akibat aksi unjuk rasa saat Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Calon Presiden-Calon Wakil Presiden yang berlangsung di Bundaran Patung Kuda.
"Terdapat tujuh orang terluka saat aksi demo di Bundaran Patung Kuda sudah dibawa ke rumah sakit," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Musyafak di Jakarta Kamis (21/8/2014) seperti dikutip Antara.
Ketujuh korban luka yakni anggota Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/POLRI Indonesia (FKPPI) Aziz S, Ahmadi, Rihut.
Selanjutnya, anggota Forkabi Gandari Ahmad Bari, anggota Pemuda Panca Marga Asril Tandirerung, anggota PAC Gerindra Pasar Minggu M Duha, masyarakat sipil Rosely MS dan petugas Polres Metro Jakarta Pusat Brigadir Giyanto.
Musyafak menyebutkan empat orang korban mengalami luka memar karena terjatuh dilarikan ke Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat.
Seorang korban lainnya yakni anggota Polres Metro Jakarta Pusat Brigadir Polisi Giyanto terluka pada bagian punggung akibat terkena kawat duri (barrier).
4 PENDEMO DIAMANKAN
Tadi siang aparat Polda Metro Jaya mengamankan empat orang pengunjuk rasa saat pembacaan putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Calon Presiden-Wakil Presiden di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Tersangka kita amankan empat orang itu karena merusak," kata Kepala Polda (Kapolda) Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Dwi Priyatno.
Selain itu, Dwi mengatakan petugas kepolisian juga menyita barang bukti berupa satu unit mobil. Dia menambahkan petugas bertindak tegas terhadap pengunjuk rasa yang anarkis merusak sarana dan prasarana.
Jenderal polisi bintang dua itu menuturkan seorang petugas Provost mengalami luka pada bagian punggung akibat lemparan batu dari pendemo.
"Ada satu korban Provost luka pada punggung kita bawa ke rumah sakit," ujarnya.
Pendemo berusaha merangsek mendekati Gedung MK dengan cara merusak pagar kawat duri (barrier) namun petugas kepolisian menghalau dengan menyemprotkan air "watercannon" di Bundaran Patung Kuda.
Petugas keamanan dari Polri dan TNI juga membubarkan massa pendukung pasangan Capres/Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang menembus kawat berduri di kawasan Patung Kuda menuju gedung Mahkamah Konstitusi dengan tembakan ke udara dan semprotan air (water canon).
Sejak pukul 13.00 massa pendukung Prabowo berusaha menembus kawat berduri yang dipasang aparat kepolisian di depan Bundaran Bank Indonesia menuju Gedung MK
Massa yang tergabung dalam barisan Laskar Merah Putih, Pemuda Panca Marga berpakaian loreng-loreng dan baret merah berupaya menembus kawat berduri dengan truk serta menginjak-injaknya secara bersama-sama.
Namun, upaya terhenti dan tidak sampai menimbulkan keributan antara pihak massa dengan aparat kepolisian. Massa kembali tenang dan berorasi seperti sedia kalla, sementara aparat kepolisian membentuk pagar betis di depan massa sembari berkali-kali mengingatkan agar massa tenang.
Pihak kepolisian mengingatkan apabila massa bertindak anarkis maka kepolisian akan menindak dengan tegas dan menyemperotkan water canon.
Sejak Kamis pagi, massa pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang ingin melakukan demonstrasi tertahan di Jalan Merdeka Selatan, karena akses jalan menuju Gedung MK mengalami penutupan dari arah Bundaran Bank Indonesia (patung kuda) Jakarta.
"Hari ini kami mengawal putusan MK. Dikhawatirkan ada hal yang tidak diinginkan jika tidak ada pengawalan, maka kita kawal sampai putusan itu keluar (dibacakan)," kata perwakilan demonstran Muhammad Ihsan Sanusi di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri telah mengantisipasi mobilisasi massa ke sekitar gedung Mahkamah Konstitusi pada hari putusan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) berpotensi menimbulkan kerusuhan.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen TNI Fuad M Basya mengatakan untuk mencegah kerusuhan, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko telah melakukan konferensi jarak jauh bersama para panglima kodam untuk melaksanakan pemantauan.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko, lanjutnya, telah mengingatkan jajarannya terkait adanya informasi pergerakan massa ke sidang MK.
"Beliau mengingatkan kembali, harus ada perhatian khusus karena adanya informasi pergerakan-pergerakan massa dari berbagai daerah, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah untuk menuju ke Jakarta," jelas Fuad, Rabu (20/8/2014) petang.
BACA JUGA:
o GUGATAN PRABOWO-HATTA: Prediksi, Analisa hingga Putusan MK
o PILPRES 2014: Polri Naikkan Status Keamanan Jelang Putusan MK
o SENGKETA PILPRES 2014: MK Bacakan Putusan Akhir 21 Agustus Pukul 14.00 WIB