Bisnis.com, BAGHDAD—Dunia kembali dikejutkan dengan munculnya video pemenggalan yang diunggah Islamic State (IS).
Dalam video yang diposting kemarin itu, IS mengklaim sosok pria yang dipenggal tersebut adalah wartawan Amerika James Foley. Adapun mereka menyebut tindakan tersebut sebagai pembalasan atas serangan udara AS terhadap gerilyawan di Irak.
Video berjudul "A Message To America" tersebut juga menunjukkan gambar wartawan AS lain, Steven Sotloff, yang menurut IS hidupnya bergantung bagaimana Amerika Serikat bertindak di Irak.
Presiden AS Barack Obama yang beberapa waktu lalu memutuskan untuk campur tangan atas konflik Irak belum akan membuat pernyataan publik tentang pemenggalan ini sampai video tersebut bisa dikonfirmasi secara resmi.
"Jika asli, kita terkejut oleh pembunuhan brutal seorang wartawan Amerika yang tidak bersalah dan kami menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga dan teman-teman," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Caitlin Hayden seperti dikutip Reuters, Rabu (20/8/2014).
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron membatalkan liburannya untuk kembali ke London dalam upaya mengidentifikasi pria yang membunuh Foley, yang berbicara dalam video tersebut dengan aksen Inggris.
Menteri Luar Negeri Philip Hammond mengatakan dia tidak terkejut mendengar aksen Inggris karena banyak warga Inggris ada di Irak dan Suriah.
"Intelijen kami akan sangat hati-hati untuk melihat keasliannya dan mencoba mengidentifikasi individu yang bersangkutan. Kemudian kami akan bekerja sama untuk mencoba untuk menemukannya," kata Hammond.