Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS IRAK: Pasukan AS Bergerak ke Gunung Sinjar

Para penasehat militer Amerika Serikat di Irak menuju Gunung Sinjar untuk mempelajari cara-cara mengevakuasi warga sipil yang terjebak oleh para pejuang jihad.
Ilustrasi: Irak-Pasukan keamanan Irak dan pejuang etnis di Provinsi Diyala (16/6/2014)./Reuters
Ilustrasi: Irak-Pasukan keamanan Irak dan pejuang etnis di Provinsi Diyala (16/6/2014)./Reuters

Bisnis.com, DOHUK -- Pasukan AS terus bergerak di Irak, bahkan hingga ke kawasan pegunungan. 

Para penasehat militer Amerika Serikat di Irak menuju Gunung Sinjar untuk mempelajari cara-cara mengevakuasi warga sipil yang terjebak di sana oleh para pejuang jihad, kata juru bicara pasukan Peshmerga Kurdi Rabu (13/8/2014).

Sekitar 130 penasehat militer AS telah tiba di ibu kota daerah Kurdi, Arbil, dan "kelompok mereka harus pergi ke Gunung Sinjar untuk mempelajari situasi di sana," kata Halgord Hekmat kepada AFP, tanpa menyebutkan apakah mereka telah lakukan atau belum.

Presiden AS Barack Obama telah berjanji untuk membantu menyelamatkan puluhan ribu anggota kelompok suku minoritas, terutama Yazidi, yang terdampar di Gunung Sinjar, terancam oleh kelompok jihad dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS, yang kini juga disebut IS) dan memburuknya situasi kemanusiaan.

"Ada berbagai pilihan. Tetapi saya tidak ingin maju dari keputusan yang belum dibuat. Kita akan bergantung pada apa yang dilaporkan tim tentang penilaian mereka," kata Deputi Penasihat Keamanan Nasional Ben Rhodes.

"Tapi Anda melihat koridor, Anda melihat angkutan udara .... Itulah apa yang tim kami lakukan di lapangan sekarang di Irak," jelasnya, tanpa menentukan persis di mana dan kapan.

Pada Selasa, Menteri Pertahanan Chuck Hagel mengumumkan penyebaran 130 penasehat militer tambahan untuk Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, untuk memberikan "penilaian lebih mendalam" tentang bagaimana membantu warga Irak yang terjebak itu.

Rhodes menambahkan bahwa Obama akan membuat keputusan "dalam hitungan hari mendatang ini."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper