Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada pagi ini, Selasa (12/8/2014) dijadwalkan menerima Senator Amerika Serikat John McCain dari Partai Republik di Kantor Presiden RI, Jakarta.
Kepala Negara dijadwalkan terima Senator McCain pada pukul 10.00 WIB. Sebelumnya, mantan Calon Presiden AS dari Partai Republik itu telah bertemu dengan Ketua MPR RI.
Pimpinan MPR RI, Senin (11/8/2014) menerima kunjungan Senator Amerika Serikat, yakni John McCain dan Sheldon Whitehouse, yang didampingi Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O Blake.
Pertemuan berlangsung tertutup di ruang rapat pimpinan MPR RI di Gedung MPR/DPR/DPD selama sekitar satu jam.
Delegasi Senator AS didampingi oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O Blake dan staf Keduataan Besar AS di Jakarta Craig Hall, staf MacCain, yakni Christian Brose dan Elizabeth O'Bagy serta staf Sheldon yakni Lacy Dwyer.
Pimpinan MPR RI yang hadir, yakni Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto dan didampingi Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli, Hajriyanto Y. Thohari dan Farhan Hamid dan Dimyati Natakusumah.
Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto mengatakan, dalam pertemuan tersebut cukup banyak hal yang diperbincangkan, antara lain seputar proses demokrasi pada penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 serta isu munculnya gerakan pembentukan Islamic State Iraq and Syria (ISIS).
"Pada pertemuan itu Senator AS dan Dubes AS menyampaikan harapan kepada Indonesia ke depan," kata Sidarto Danusubroto usai pertemuan tersebut.
Sidarto menjelaskan pada pertemuan tersebut, Senator AS juga memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 yang dinilai sukses.
"Senator AS mengagumi demokrasi yang berkembang di Indonesia sebagai negara muslim terbesar," tegasnya.
Menurut Sidarto, Senator AS juga berharap hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat berjalan semakin baik, terutama di bidang pertahanan, ekonomi, sosial, dan lainnya.
Terkait dengan isu ISIS, menurut Sidarto, Senator AS meminta Indonesia waspada terhadap ISIS. "Pada pertemuan itu, saya jelaskan bahwa Indonesia juga menyatakan ISIS sebagai gerakan ilegal," katanya.