Bisnis.com, MANADO—Dalam beberapa minggu terakhir, sebagian warga Kota Manado mengaku takut keluar malam akibat maraknya aksi kriminalitas perkelahian antarkampung yang menggunakan panah wayer.
Perlu diketahui, panah wayer merupakan salah satu jenis senjata tajam yang dilesatkan dengan sebuah pelontar berbentuk katapel.
Ujung anak panah terbuat dari besi tersebut runcing serta berpengait. Adapun ujung lainnya disematkan tali plastik yang diurai sebagai pengendali.
“Kalau pun keluar, sebisanya harus pulang sebelum larut. Dulunya kami merasa aman-aman saja jika keluar saat malam hari,” ujar Acil R, warga Manado, Sabtu (10/8/2014).
Menurutnya, senjata tajam ini susah dihindari ketika dilesatkan oleh pelaku. Bentuk yang kecil mempermudah pelaku menyelipkan panah wayer.
Dalam sejumlah aksi tawuran antarkampung yang intensitasnya sangat tinggi di Manado akhir-akhir ini, panah wayer menjadi senjata utama mereka. Kemudahan pembuatannya menjadi salah satu senjata tajam ini gampang diperoleh.
Tawuran antarkampung ini marak terjadi di kawasan Tumingting dan Singkil, yakni dua kecamatan yang berada di sebelah utara dari pusat Kota Manado.
“Saya biasanya saat Lebaran Ketupat [tradisi halal bihalal hari ke-7 Idulfitri] sering berkeliling kota dengan teman-teman. Namun, aksi panah wayer ini membuat kami takut,” katanya.
Kapolda Sulut, Brigjen Pol Jimmy Palmer Sinaga, menegaskan pihaknya akan mengambil tindakan tegas bagi warga yang masih tetap nekat melakukan tawuran antarkampung menggunakan panah wayer.
“Polisi punya Perkap Nomor 1, jika ada yang membahayakan warga, bisa ditembak, apalagi melakukan perlawanan,” tegas Jimmy.