Bisnis.com, RIO DE JANEIRO – Bank sentral Brasil memutuskan untuk mengucurkan dana sebanyak 45 miliar reais atau setara US$20 miliar pada sistem kredit negara, setelah penurunan perekonomian terus berlanjut.
Bank sentral memperkirakan sekitar 30 miliar reais akan dikucurkan pada sistem keuangan negara melalui persyaratan cadangan bank. Sisa 15 miliar reais akan dikucurkan secar aberangsur-angsur melalui pelonggaran kebutuhan modal minimal seperti oerasional kredit.
“Langkah ini ditetapkan untuk meningkatkan distribusi likuiditas pada perekonomian Brasil,” ungkap pernyataan bank sentral.
Brasil dihadapkan pada risiko resesi setelah bertahun-tahun tumbuh lambat karena tergelincirnya sektor manufaktur dan peningkatan pengangguran. Inflasi Brasil masih berada di level tinggi 6,5%. Selain penyuntikan dana, menurut salah seorang dewan pemerintah, para pengambil kebijakan tidak memiliki cara lain memicu pertumbuhan.
Beberapa analis menyampaikan langkah pengambil kebijakan ini cukup ganjil, mengingat saat ini bank sentral un sedang menetapkan suku bunga tinggi yang menyebabkan pengetatan kredit, untuk memerangi inflasi.
Memang, pekan lalu bank sentral Brasil memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga pada level tertingginya 11%, tertinggi sejak akhir 2011. Bank sentral memberi sinyal bahwa mereka tidak ‘terburu-buru’ memangkas tingkat suku bunga.
“Kebijakan bank sentral amat kontradiksi dengan target inflasi. Sulit untuk memahami apa alasan dibalik kebijakan ini. Otoritas mencoba untuk meningkatkan angka kredit, di saat mereka ingin memerangi inflasi,” kata ekonom Espirito Santo Investment Bank, Jankiel Santos.
Berkebalikan dengan ekonom, para praktisi perbankan menyambut baik kebijakan ini. “Saya melihat ini merupakan hal positif di mana bank sentral menciptakan kondisi yang kondusif untuk peningkatan kredit pada pasar keuangan,” kata eksekutif Itau Unibanco Holding SA, bank swasta terbesar Brasil, Roberto Setubal.