Bisnis.com, SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyebut kinerja ekspor Jawa Tengah (Jateng) pada triwulan I 2014 menunjukkan kenaikan sebesar 13,68% dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu dari capaian US$1.257,05 juta menjadi US$1.429,06 juta.
Ekspor non migas memberi peran terbesar bagi ekspor Jawa Tengah sebesar US$1.318,2 juta atau 92,24%, sementara untuk ekspor migas hanya sebesar US$110,86 juta atau 7,76%.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jateng Petrus Edison Ambarura mengatakan kinerja ekspor non migas cukup bagus, tetapi neraca perdagangan Jawa Tengah masih defisit.
Dia menyebut secara kumulatif neraca perdagangan Jawa Tengah pada triwulan I 2014 defisit sebesar US$2.605,69 juta. Terdiri dari defisit migas sebesar US$2.585,36 juta dan defisit non migas sebesar US$23,33 juta. Adapun defisit non migas mengalami penurunan sebesar 129,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai surplus US$79,26 juta.
Secara nasional, nilai ekspor non migas sampai Maret 2014 sebesar US$36.446,4 juta mengalami penurunan sebesar 2,20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$32.232,9 juta. Neraca perdagangan nasional mengalami surplus sebesar US$4.213,5 juta. Adapun kontribusi ekspor non migas Jawa Tengah terhadap ekspor non migas nasional sebesar 3,62%.
“Kinerja ekspor Jateng pada triwulan I naik 13,68% dibandingkan periode sama tahun lalu. Oleh karena itu, kami berupaya menggenjot produk ekspor,” papar Edison saat ditemui Bisnis, Rabu (23/7/2014).
Dia menambahkan kinerja ekspor triwulan I tahun ini didorong peningkatan ekspor yang signifikan ke beberapa negara tujuan ekspor antara lain USA, China dan Jepang.
Menurut Edison, tiga peringkat komoditas utama ekspor non migas Jateng yakni tekstil dan barang dari tekstil dengan kontribusi sebesar 41,03% dengan capaian ekspor sebesar US$540,87 juta, kelompok komoditas kayu dan barang dari kayu, arang kayu, gabus dan barang jadi dari gabus, barang dari jerami, rumput esparto atau bahan anyaman lainnya, keranjang dan barang anyaman lainnya dengan kontribusi sebesar 19,27% dengan capaian ekspor sebesar US$253,97 juta.
“Yang terakhir, komoditas bermacam-macam barang hasil pabrik dengan kontribusi sebesar 13,40% dengan capaian ekspor sebesar US$176,66 juta,” ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Ratih Susyati Sudamar menambahkan kinerja ekspor non migas Jateng pada triwulan I tahun ini naik 15,82% dibandingkan periode sama 2013 dengan capaian ekspor sebesar US$1.138,11 juta atau naik menjadi US$1.318,20 juta.
Dia menyatakan ekspor tertinggi terjadi pada Maret dengan capaian sebesar US$473,50 juta yang mengalami kenaikan sebesar 15,82% dari ekspor Februari.
“Lonjakan ekspor ini menjadikan neraca perdagangan pada Maret bisa surplus US$16,08 juta,” terangnya.
Lebih lanjut, Edison memaparkan impor Jawa Tengah pada triwulan I mencapai US$4.034,75 juta atau meningkat sebesar 11,78% dibandingkan periode sama pada 2014. Menurutnya, peningkatan impor ini didorong oleh kenaikan impor migas sebesar 5,59% dimana kontribusi impor sebesar US$2.693,22 juta.