Bisnis.com, SEOUL – Ekonomi Korea Selatan diprediksikan tumbuh 0,7% pada kuartal periode April-Juni, tingkat terendah dalam satu tahun terakhir. Pada kuartal pertama 2014, Korsel tumbuh 0,9%.
Penurunan pertumbuhan Korsel, diprediksikan oleh analis yang disurvei Reuters, terdampak dari tenggelamnya Ferry pada pertengahan April, yang menewaskan 300 orang dan merupakan kecelakaan maritim terbesar Korsel dalam satu dekade terakhir.
Peristiwa tersebut menyebabkan sektor pariwisata dan jasa Korsel terkontraksi. Di sisi lain, Korsel masih menghadapi belanja domestik yang lemah. Padahal Pemerintah sempat optimistis pada pertumbuhan karena prospek perdagangan membaik, menyusul pemulihan ekonomi global.
"Perlambatan ekonomi didorong peristiwa Ferry tenggelam, belanja swasta, dan aktivitas jasa yang lesu. Belanja konstruksi dan investasi korporasi juga lemah," kata ekonom Samsung Securities, Lee Seung-hoon di Seoul (23/7/2014).
Pemerintah Korsel kini tengah berupaya kembali membangkitkan pasar properti, untuk menyiasati kontraksi pendapatan. Menurut Menteri Keuangan Korsel, Choi Kyung-hwan, pemerintah juga tengah mempersiapkan seperangkat stimulus.
Beberapa tugas Pemerintah Korsel lain yang harus ditangani yaitu tingginya utang rumah tangga dan pertumbuhan lapangan kerja yang lemah.