Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Kembali Bahas Program Reformasi Struktural

Internal pemerintah China kini mulai khawatir agenda negaranya untuk menyusun paket stimulus demi mengejar target pertumbuhan malah mengaburkan cita-cita utama yaitu melakukan reformasi ekonomi.
People's Bank of China / Reuters
People's Bank of China / Reuters
Bisnis.com, BEIJING Internal pemerintah China kini mulai khawatir agenda negaranya untuk menyusun paket stimulus demi mengejar target pertumbuhan malah mengaburkan cita-cita utama yaitu melakukan reformasi ekonomi.
 
Pada November 2013 lalu pemerintah menyampaikan agenda reformasi struktural terdesak untuk diimplementasikan. Fokus pemerintah beralih ke stimulus setelah laporan kuartal pertama tahun ini mempertegas kejatuhan tiga kuartal berturut-turut pertumbuhan Negeri Panda.
 
Seorang dewan pemerintah menyampaikan pada Reuters, hasil think-tank internal menyimpulkan upaya mendorong pertumbuhan telah dilakukan, kini saatnya China mengelola kembali reformasi ekoni.
 
Tidak lagi diperlukan upaya luar biasa untuk memicu perekonomian. Kini kita harus memfokuskan diri pada reformasi, kata ekonom senior China Centre for International Economic Exchange, Xu Hongcai di Beijing, Selasa (22/7).
 
Salah satu langkah berikutnya yang harus dilakukan pemerintah adalah mereformasi sistem fiskal, yang disesuaikan dengan jumlah besar utang pemerintah daerah.
 
Para ekonom yang menjadi peserta think-tank pemerintah menyampaikan reformasi nantinya diharapkan mengakselerasi pertumbuhan semester kedua tahun ini. Presiden China Xi Jinping, menurut dewan pemerintah, juga mengawasi penyusunan rencana reformasi oleh berbagai lembaga pemerintah di China.
 
Pekan lalu pemerintah China mempublikasikan data pertumbuhan 7,5% negara tersebut pada kuartal kedua tahun ini, yang merupakan ekspansi pertama setelah mengalami kontraksi pada tiga kuartal sebelumnya. Kenaikan ini dinilai merupakan dampak langsung dari pengucuran mini-stimulus pemerintah.
 
Sepertinya pertumbuhan PDB akan terus berlanjut ke paruh kedua tahun ini. Yang dikhawatirkan adalah langkah pemerintah yang membiarkan pasar menentukan harga di tengah produktivitas yang masih lemah, kata ekonom Nomura, Rob Subbraman.
 
Adapun langkah stimulus yang telah direalisasikan pemerintah yaitu mengurangi persyaratan cadangan bank, mempercepat belanja pemerintah pusat dan daerah, dan menyegerakan konstruksi rel kerta api dan perumahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper