Bisnis.com, TOKYO Pemerintah Jepang memangkas proyeksi pertumbuhannya untuk tahun fiskal ini, setelah data ekspor Jepang masih menunjukkan kejatuhan permintaan signifikan menyusul kenaikan pajak penjualan.
Perekonomian Jepang diprediksikan akan tumbuh 1,2% periode 2014-2015, turun dari prediksi sebelumnya yaitu 1,4%. Estimasi pemerintah ini kini sejalan dengan proyeksi bank sentral Jepang yang sebelumnya juga telah memangkas proyeksi mereka atas pertumbuhan.
Akhir pekan lalu, data yang dipublikasikan oleh Dewan Kabinet menyampaikan belanja konsumen mulai pulih, setelah sebelumnya anjlok terkena dampak kenaikan pajak penjualan. Adapun belanja konsumen Jepang berkontribusi 60% pada pertumbuhan ekonomi Negara Matahari Terbit.
Pemerintah sempat mengaku optimistis terhadap pertumbuhan paruh kedua, sebelum akhirnya data kejatuhan ekspor mengharuskan mereka memangkas estimasi. Namun pemerintah tidak sepakat dengan ramalan bank sentral yang mengatakan harga konsumen akan terus naik terdampak dari pelonggaran kuantitatif.
Sektor swasta yakin bahwa harga konsumen akan terus meningat karena mereka melihat gap produksi bergerak ke area positif, kata Menteri Ekonomi Akira Amari di Tokyo, Selasa (22/7).
Sebelumnya, BOJ pun memangkas pertumbuhan Negeri Matahari Terbit pada tahun fiskal 2014/2015 menjadi 1,0%, dan diharapkan dapat tumbuh 1,5% pada tahun fiskal berikutnya.
Jatuhnya permintaan eksternal merupakan faktor terbesar pendorong lemahnya pertumbuhan. Pemulihan emerging market di bawah perkiraan kita. Saya harap ekspor segera membaik karena pemulihan moderat ekonomi global, kata