Bisnis.com, BEIJING – Para milyuner China memilih untuk mengalihkan investasi propertinya pada ekuitas swasta dan holiday homes di luar negeri, mempertegas asumsi kejatuhan pasar properti China masih akan terus berlangsung.
Keputusan para milyuner China untuk berbondong-bondong melirik pasar luar negeri dinilai akan memberi memperpanjang kelesuan sektor properti. Para analis mengatakan pasar perumahan yang pada tahun-tahun sebelumnya amat bergairah, belum akan menemui momentumnya.
Menurut para analis, orang kaya China memang tidak sepenuhnya lari dari pasar domestik, namun tindakan mereka dapat memperparah risiko akibat kejatuhan pasar properti lebih luas merata di berbagai wilayah di China.
“Beberapa dari mereka memang memilih untuk berhenti memberi tekanan pada pasar properti, namun ini bukan fenomena umum,” ungkap seorang pakar strategi investasi dari sebuah bank di Beijing pada Bloomberg, Senin (21/7).
Wakil Manajer China Merchants Bank, Wang Jin menyampaikan harapannya agar para ‘smart money’ tidak begitu saja berhenti berinvestasi di pasar real estat jika alasannya adalah kebekuan pasar properti.
“Jika investasi propertinya cukup besar, mereka tidak akan terburu-buru menjual asetnya. Mereka akan memilih untuk menyewakan properti mereka untuk mendapatkan uang,” kata Jin.
Di sisi lain, jutaan kelas menengah China belum mampu melakukan investasi di luar negeri. Mereka menyuarakan rasa frustrasinya karena pembatasan tingkat deposito bank yang menyulitkan mereka berinvestasi dengan membeli rumah.
Saat ini para investor memusatkan aktivitas bisnis properti mereka di kota-kota besar Negeri Tembok Raksasa seperti Shanghai dan Beijing. Mereka menghindari kota-kota kecil yang tengah mengalami kelebihan pasokan dan penurunan harga oleh para pengembang