Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Malang Kejar Target Penyerapan Beras

Bulog Malang, Jawa Timur, mengejar target penyerapan beras 70.000 ton dengan membeli beras petani pada panen musim tanam gadu Juli-Agustus 2014.

Bisnis.com, MALANG--Bulog Malang, Jawa Timur, mengejar target penyerapan beras 70.000 ton dengan membeli beras petani pada panen musim tanam gadu Juli-Agustus 2014.

Kepala Bulog Malang Langgeng Wisnu Adinugroho mengatakan tren penyerapan beras sejak sebulan lalu hingga saat ini cukup bagus, yakni rerata per hari mencapai 300 ton.

“Memasuki Agustus, kami harapkan meningkat menjadi 450 ton/hari,” kata Langgeng di Malang, Kamis (17/7/2014).

Penyerapan beras sebesar, kata dia, cukup positif bila dibandingkan tren penyerapan beras oleh Subdivre Bulog Jatim lainnya yang sebagian besar terus menurun dan angkanya lebih kecil bila dibandingkan penyerapan beras yang dilakukan Bulog Malang.

Dengan penyerapan beras sebesar itu, maka penyerapan beras sudah mencapai 35.659 ton pada Selasa (15/7/2014).

Bila dibandingkan dengan target penyerapan beras sebesar 70.000 ton pada sampai akhir tahun, dia mengakui, maka penyerapan beras sebesar itu belum ideal.

Pertimbangannya, penyerapan beras sampai Juni mestinya sudah mencapai 70% dari target sehingga sisanya bisa dipenuhi pada musim panen musim tanam gadu.

Namun dengan tren penyerapan beras yang stabil sejak sebulan lalu, kata Langgeng, maka diharapkan dapat menutrupi penyerapan beras pada musim panen musim tanam penghujan sehingga dapat memenuhi target penyerapan beras 70.000 ton, setidaknya mendekati angka tersebut.

Daerah-daerah yang berpotensi menyumbang penyerapan beras oleh Bulog Malang, justru daerah wilayah Kab. Pasuruan, selain Ngawi, Lamongan, dan Bojonegoro.

Relatif banyaknya penyerapan beras dari Pasuruan dari Juni-Juli, dia menduga, karena petani melepas cadangan berasnya untuk membiayai kebutuhan sekolah atau kuliah anak-anak mereka.

Bisa juga faktor banyaknya beras dilepas ke Bulog oleh pedagang besar beras  membutuhkan dana segar untuk pengadaan beras pada musim panen musim tanam gadu.

Mereka melepas berasnya karena sudah menahan terlalu lama sehingga meningkatkan pengeluaran biaya. Di sisi lain, keuntungan dari penjualan per kg-nya sangat tipis.

Bisnis beras dinilai menarik oleh banyak pemainnya karena omzetnya besar sehingga pendapatan yang diperoleh otomatis besar pula.

Dia menduga, pedagang besar beras menahan barangnya dengan harapan harga pembelian pemerintah (HPP) naik sehingga dapat memperoleh untung besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper