Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEFISIT PERDAGANGAN: Di India Kian Membesar

Neraca perdagangan India kembali mengalami defisit pada Juni, terdorong oleh tingginya impor emas dan harga minyak dunia yang tidak menentu. Defisit yang memasuki bulan ke-11 ini akan terus membebani neraca transaksi berjalan India.
Perdana Menteri India Narendra Modi /Reuters
Perdana Menteri India Narendra Modi /Reuters

Bisnis.com, NEW DELHI – Neraca perdagangan India kembali mengalami defisit pada Juni, terdorong oleh tingginya impor emas dan harga minyak dunia yang tidak menentu. Defisit yang memasuki bulan kesebalsnya ini akan terus membebani neraca transaksi berjalan India.

Data yang dirilis Pemerintah India, Rabu (16/7/2014) menunjukkan defisit perdagangan melonjak menjadi US$11,76 miliar pada Juni, dari bulan sebelumnya yaitu US$11,23. Impor emas yang melonjak 65% memberikan kontribusi terbesar pada peningkatan defisit ini.

Frustrasi untuk mempersempit defisit transaksi berjalannya yang terus melebar, mulai tahun lalu India meningkatkan bea masuk pada emas dan memberlakukan aturan yang mengharuskan 20% dari emas yang diimpor, diekspor kembali.

“Industri telah menuntut penyetopan restriksi pada aktivitas impor emas, namun ketegangan geo-politik yang memengaruhi harga emas membuat pemerintah lebih waspada,” kata ekonom DBS Bank, Radhika Rao di Singapura.

Kebijakan tersebut jelas melukai pasokan dan meningkatkan premi di pasar domestik. Dampaknya, kini penyelundupan emas India meningkat.  Emas merupakan impor terbesar kedua India setelah minyak.

Menteri Keuangan India Arun Jaitley pun mengejutkan pasar dengan mempertahankan bea masuk impor emas sebesar 10% pada pengumuman anggaran pertamanya dalam Ppemerintahan perdana menteri baru India, Narendra Modi.

Data yang dirilis juga menunjukkan total ekspor pada Juni meningkat 10,22% dari periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi US$26,48 miliar. Peningkatan ini lebih lambat dari Mei, namun menegaskan kondisi positif perekonomian India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper