Bisnis.com, SYDNEY – Para pemimpin bisnis internasional yang tergabung dalam Business 20 Group (B20) melobi negara-negara maju dan berkembang yang tergabung dalam Group of 20 (G20) untuk menutupi kekurangan dana US$57 triliun hingga 2030 untuk membangun infrastruktur global.
Para anggota B20 mendesak G20 mengubah aturan pendanaan, sehingga dapat menggerakkan proyek-proyek besar.
Mereka mengkritik aturan global yang dinilai mempersulit penggunaan dana pensiun dan asuransi yang jumlahnya besar untuk berinvestasi pada proyek-proyek infrastruktur.
“Investasi pada infrastruktur merupakan hal penting untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi,” kata Direktur Eksekutif Telstra Corp Ltd, David Thodey, Rabu (16/7). Thodey juga merupakan juru bicara isu infrastruktur pada pertemuan G20.
Meski demikian, Thodey mengakui saat ini belum ada daftar prioritas proyek infrastruktur global, sehingga menyulitkan investor untuk mengetahu di mana harus berinvestasi.
Selain infrastruktur, pertemuan B20 pada Semptember nanti juga akan membahas pengangguran dan perdagangan.
Australia menjadi tuan rumah karena Negara Kanguru memiliki kredibilitas baik dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya dalam 20 tahun terakhir.