Bisnis.com, TOKYO – Bank of Japan (BOJ) mengumumkan akan mempertahankan program stimulus dan target inflasi atau kenaikan harga 2%.
Sembilan dewan utama bank sentral belum melihat investasi akan memimpin pemulihan, seperti yang mereka prediksi sebelumnya.
Para ekonom terus meyakinkan Pemerintah Jepang mengenai kondisi perekonomian yang menunjukkan kebutuhan stimulus lebih lanjut, meski Gubernur BOPJ Haruhiko Kuroda mengatakan ia mampu menaikkan inflasi. BOJ menargetkan inflasi 1,9% mulai April 2015. Saat ini, inflasi Jepang berada di kisaran 1,25%.
“Pelemahan ekonomi pascaketetapan kenaikan pajak telah diprediksi sebelumnya. Permintaan domestik, termasuk belanja modal masih dalam tahap pemulihan. Aktivitas ekonomi utama masih berjalan normal,” ungkap Kuroda di Tokyo, Selasa (15/4/2014).
Ekonom Dai-ichi Life Research Institute, Yoshiki Shinke menyampaikan saat ini BOJ optimistis dengan kemampuannya mengakhiri deflasi.
“Pelonggaran sepertinya akan dilanjutkan, namun BOJ tidak lepas dari risiko. Pemulihan bisa saja berjalan lebih lambat, sehingga BOJ harus menentukan langkah lain,” kata Shinke usai pengumuman BOJ.
Setelah melaju 1,9% pada April 2015 mendatang, BOJ memproyeksikan inflasi akan mencapai 2,1% pada April 2016. Bank sentral sebelumnya menurunkan prediksi pertumbuhannya menjadi 1% dari 1,1% pada tahun ini, melihat ekpor yang masih lemah dan daya beli masyarakat yang anjlok.
Saat ini Kuroda dituntut untuk mempertahankan momentum kenaikan harga yang menahan laju belanja masyarakat Jepang, untuk mengukuhkan masa pemulihan Jepang dari kontraksi yang disebabkan kenaikan pajak penjualan pada April.