Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Bank Swedia Cari Cara Pangkas Kredit Perumahan

Asosiasi Bankir Swedia tengah mencari jalan keluar untuk memangkas kredit perumahan tanpa mengurangi daya saing perbankan di pasar keuangan.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, STOCKHOLM -- Asosiasi Bankir Swedia tengah mencari jalan keluar untuk memangkas kredit perumahan tanpa mengurangi daya saing perbankan di pasar keuangan.

Pembicaraan di antara anggota asosiasi itu juga bakal memastikan bank tidak kehilangan kliennya saat memberlakukan pengetatan criteria kredit perumahan.

“Apa yang kami diskusikan sekarang kemungkinan untuk merumuskan semacam buku cetak biru secara bersama,” kata Annika Falkengren, Ketua Asosiasi Bankir Swedia di Stockholm, Selasa (15/7).

Falkengren mengungkapkan upayanya tersebut tidak terlepas dari pengalaman Swedia pada krisis perbankan di area Baltik pada 2009. Pasalnya, menumpuknya utang perumahan mengarahkan Swedia ke krisis terdalam di Eropa.

Bank sentral mencatat pinjaman rumah tangga melonjak ke level tertinggi dengan pemilik rumah terbebani utang yang setara dengan 370% dari pendapatan belum kena pajak.

Tetapi, bank sentral justru memangkas suku bunga repo menjadi 0,25% untuk memerangi risiko deflasi sehingga membuat biaya kredit makin murah.

Data terakhir memperlihatkan kredit terakselerasi hingga 5,3% pada Mei tahun ini.

“Industri ini hanya membutuhkan sinkronisasi untuk mengadopsi budaya yang baru. Satu partisipan tidak akan mengubah sikap konsumen,” tambah Falkengren.

Sementara itu, otoritas terkait telah mengambil langkah serupa, termasuk membatasi hipotek pada 85% dari nilai properti, meningkatkan bobot risiko hipotek, dan memberlakukan aturan pengetatan modal.

Bahkan, Menteri Keuangan Swedia Anders Borg berpendapat bahwa langkah selanjutnya masih perlu dilakukan untuk meredam penumpukan utang perumahan itu.

Jika Falkengren sukses merumuskan kebijakan pengetatan kredit dengan bank-bank lainnya di Swedia, maka aturan pemerintah tidak dibutuhkan lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper