Bisnis.com, SINGAPURA--Perekonomian Singapura kuartal II/2014 turun 0,8%, terkontraksi oleh ketatnya pasar tenaga kerja yang memaksa perusahaan memberlakukan sistem shift sehingga melukai kinerja manufaktur. Pada kuartal sebelumnya, ekonomi Singapura tumbuh 1,6%.
Data Kementerian Perdagangan yang dipublikasikan Senin (14/7/2014) menunjukkan penurunan ini terjadi untuk pertama kalinya dalam tujuh kuartal terakhir. Nilai ini juga berada di bawah estimasi rata-rata ekonom yang disurvei Bloomberg, yaitu kenaikan 2,4%.
Sektor manufaktur Singapura kuartal kedua jatuh 19,4% dari kuartal sebelumnya. Sedangkan sektor jasa berekspansi 5,2%.
Ekonom Credit Suisse Group AG, Michael Wan mengatakan Singapura harus memperbaiki sistem rantai suplai beberapa industrinya. "Jika diperhatikan, salah satu faktor pendorong terjadinya kontraksi adalah lemahnya kinerja pabrik-pabrik elektronik pada kuartal kedua," kata Wan di Singapura, menanggapi laporan tersebut.
Pemerintah Singapura tengah berupaya meningkatkan ekspansi dengan mendorong sektor industri baru seperti riset dan pengembangan. Beberapa produsen memilih angkat kaki dari Singapura, karena tingginya upah tenaga kerja meski kondisi ekspor amat baik.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong membenarkan, pemerintah memperketat perekrutan tenaga kerja asing salam beberapa tahun terakhir karena dinilai mempersulit akses masyarakat Singapura atas pekerjaan, properti, dan pendidikan.