Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RATNA SOMANTRI: Teh adalah Cinta Pertama Saya

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, dia akan menjadi perempuan yang sangat akrab dengan dunia teh. Keterampilan dan pengetahuannya yang luas terkait dengan teh, membuat Ratna dipercaya menjadi pembicara dalam berbagai seminar.
  Ratna Somantri. / Dok. Ratna
Ratna Somantri. / Dok. Ratna

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, dia akan menjadi perempuan yang sangat akrab dengan dunia teh. Keterampilan dan pengetahuannya yang luas terkait dengan teh, membuat Ratna dipercaya menjadi pembicara dalam berbagai seminar. Tidak hanya berhenti di situ, keahliannya ini mengantarkan Ratna menduduki jabatan sebagai Kepala Divisi Promosi Dewan Teh Indonesia. Ratna memilih menyebut profesi yang dilakoninya ini sebagai seorang pembicara teh.

Lahir dari keluarga yang memiliki kebiasaan minum teh, membuat Ratna sangat familiar dengan teh. Kedua orang tuanya, meskipun memiliki latar belakang berbeda, tetapi memiliki kebiasaan menyesap teh. Dari ibu yang berdarah Sunda-China, Ratna belajar minum teh melati tanpa gula. Sementara itu, dari ayahnya yang berasal dari dataran China, dia belajar untuk merasakan teh asal Negeri Tirai Bambu itu.

Pendalaman tentang teh didapatkannya saat kuliah di Australia. Di negara ini, terdapat banyak kedai teh yang menyajikan variasi teh yang lebih banyak dibandingkan dengan di Tanah Air. “Pada 2003, jenis teh di Indonesia belum sebanyak dan selengkap saat ini. Tren kuliner tidak secepat sekarang ini,” tutur Ratna.

Kecintaan Ratna terhadap teh tidak pudar hingga kembali ke Indonesia. Justru saat bergabung dengan komunitas pecinta kuliner, Jalansutra, dia tergerak untuk membuat Komunitas Pecinta Teh.

Komunitas yang didirikannya dengan Bambang Laresolo pada 2007 ini terus berkembang, dengan anggota yang tidak terbatas pada pecinta teh, tetapi termasuk para pengusaha teh. Kegiatan rutin bulanan pun digelar oleh komunitas ini.

“Gathering biasanya kami lakukan 1 bulan sekali dengan tema yang berubah-ubah. Pernah temanya adalah mencicipi berbagai jenis teh darjeeling,” ujar Ratna.

PEMBICARA TEH
Tidak hanya ahli menyesap seduhan teh, sekarang ini Ratna dikenal sebagai pembicara teh. Sejumlah kegiatan Komunitas Pencinta Teh yang diangkat oleh media massa membuatnya banyak dicari orang. “Nama saya mulai dilirik sebagai pembicara salah satunya ditemukan dari google,” tutur Ratna sembari tertawa.

Ratna tidak menduga, bahwa orang akan menemukan namanya dan mengundangnya untuk menjadi pembicara teh. Banyak perusahaan swasta di luar produsen teh yang mulai sering mengadakan acara jamuan teh sore untuk para konsumennya, dan mengundang Ratna sebagai pembicara.

Untuk memperkaya pengetahuannya, sudah berbagai negara dia kunjungi untuk memperdalam wawasan teh. Salah satunya mengunjungi China. Negara ini dikenal sebagai asal mula kelahiran budaya minum teh. Ratna mengungkapkan sejarah upacara minum teh China sering disamakan dengan upacara minum teh Jepang, padahal memiliki filosofi berbeda.

Khusus dengan budaya minum teh di Indonesia, Ratna menyayangkan masih kurang dokumentasi budaya ini. Dia menjelaskan setiap daerah di Tanah Air memiliki cara dan tradisi meminum teh yang berbeda. Dia mencontohkan budaya minum teh tahlua di Minang, Sumatra. Teh di tempat ini berbahan teh hitam yang diseduh dengan campuran kuning telur. Setelah dicampur, teh ini dikocok dengan cepat agar kuning telur tidak menggumpal dalam air teh yang panas.

Untuk menghilangkan bau amis dari kuning telur, teh ini dicampur dengan kayu manis atau peras jeruk nipis. Di sela-sela kesibukannya menjadi pembicara teh dan konsultan pemasaran, Ratna menerbitkan dua buku yang berjudul Tea Book: Kisah dan Khasiat Teh dan The Story in a Cup of Tea: Secangkir Kisah Pecinta Teh.

Menjadi pencinta teh sangat bermanfaat bagi kesehatan. Efek langsung yang dirasakan Ratna adalah kulit menjadi lebih segar. “Beberapa hari ini saya kurang meminum teh membuat kulit agak kering,” ujar Ratna.

Kolektor beragam teh dari seluruh dunia ini menegaskan bahwa komoditas ini telah menjadi bagian hidup. “Teh adalah cinta pertama saya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia Week End edisi 13/7/2014

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper