Bisnis.com, BEIJING - Perekonomian China diprediksikan bertumbuh 7,4% pada kuartal II/2014, angka pertumbuhan yang sama dengan kurtal sebelumnya dan lebih rendah dari target Perdana Menteri Li Keqiang, yaitu naik 7,5%.
Jejak pendapat yang dilakukan Reuters pada 21 analis menyimpulkan perekonomian negara Tirai Bambu begerak stabil pada periode April-Juni. Para pengambil kebijakan China dinilai cukup efektif mengimplementasikan langkah-langkah stimulus untuk mendorong pemulihan.
Meski demikian, pertumbuhan 7,4% merupakan indikasi perlambatan China yang berlanjut memasuki bulan ke-18. Para analis percaya bahwa aktivitas ekspor dan sektor manufaktur China tengah bangkit, menopang laju ekonomi negara tersebut.
"Semoga data pertumbuhan kuaetal II China menunjukkan aktivitas ekonomi pulih. Dengan membaiknya ekspor dan langkah pelonggaran, momentum pertumbuhan akan meningkat pada kuartal ketiga," ungkap seorang ekonom UBS.
Ekspor diprediksikan tumbuh pada level terbaik 10,6% pada Juni dari periode yang sama tahun lalu, terakselerasi dari ekspansi pada Mei yaitu 7%. Sementara impor diyakini akan kembali positif dengan tumbuh 5,8% setelah pada Mei turun 1,6%.
Sektor perdagangan China kembali menggeliat dalam beberapa bulan terakhir, terdorong pemulihan ekonomi Amerika Serikat.
Upaya pemerintah berupa pemberian keringanan pajak pada eksportir, asuransi kredit, dan kesempatan hedging mata uang juga meningkatkan produksi manufaktur China yang diprediksikan tumbuh 9% pada Juni, setelah berekspansi 8,8% pada Mei. Sektor manufaktur menyumbang 45% PDB China pada 2012.
China sempat ingin menghentikan ketergantungannya pada ekspor dan investasi, namun niat ini tampaknya berubah setelah perekonomian mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini.
Data sektor jasa China pun menunjukkan penguatan, dan survei menunjukkan aktivitas pabrik China akan mulai stabil setelah sempat goyah pada awal tahun.
Para ekonom juga mengingatkan China harus tetap berhati-hati dengan kebekuan pasar properti dan tingginya level utang pemerintah lokal. Sektor properti menyumbang sekitar 15% PDB China, dan mempengaruhi aktivitas setidaknya 40 sektor lain.