Bisnis.com, NEW DELHI -- Impor batu bara termal India diprediksikan mencapai rekor tertingginya pada tahun ini, terdorong buruknya curah hujan yang menghambat produksi tenaga hidro India. India bahkan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uapnya untuk menambah stok energi.
Pembelian ke luar negeri diestimasikan meningkat sekitar 145 juta metrik ton tahun ini, dari 135 metrik ton tahun sebelumnya. Mjunction Service Ltd, perusahaan pemantau aktivitas perdagangan komoditas, mengestimasikan impor 152 juta ton.
Direktur Commodore Research & Concultancy, Jeffrey Landsberg pun memprediksikan lonjakan tajam impor batubara termal India akan terus terjadi dalam beberapa bulan ke depan.
"Pemerintah baru India amat diharapkan untuk menghentikan tingginya defisit energi. Dengan begitu, permintaan listrik akan terus meningkat," kata Landsberg di New York, Senin (7/7/2014).
Kondisi ini merupakan gangguan terburuk yang diakibatkan curah hujan tidak stabil sejak 5 tahun terakhir. Produksi tenaga hidro India tersendat sehingga energi batu bara tak dapat menggerakkan pabrik-pabrik. Hal ini jelas berdampak langsung pada mandeknya aktivitas perekonomian India.
Ketika baru saja terpilih pada Mei, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan ia akan menyediakan fasilitas energi pada setiap rumah, memenuhi kebutuhan air dan sanitasi hingga 2022.
India mencatat curah hujan terendah dalam 5 tahun pada Juni lalu. Sebelumnya telah diprediksikan negara tersebut akan diserang El Nino yang dapat menyebabkan jatuhnya produkai pertanian. Menurut Skymet Weather Service, hingga akhir tahun, India mungkin akan mengalami kemarau panjang.
Produsen batu bara terbesar India, Coal India Ltd gagal memenuhi peningkatan kebutuhan akan energi. Hal ini memaksa stasiun bahan bakar, produsen alumunium, dan pabrik semen mendatangkan kekurangan batu bara dari luar negeri.
Terjebak oleh persoalan akuisisi lahan dan persetujuan lingkungan, produksi perusahaan monopoli milik negara tersebut selalu gagal mencapai target sejak 2010. Upaya perluasan jaringan terus tersendat karena faktor minimnya logistik.
"Rencana peningkatan produksi melalui pembangunan jaringan baru hingga memperoleh izin operasi tambang membutuhkan waktu 2-3 tahun," jelas Landsberg.
Harga batu bara India meningkat 1,4% ke nilai 399,80 rupee di Mumbai per Senin, dan diperdagangkan pada harga 395,35 rupee. Sahamnya telah naik 36% tahun ini. Selain itu, turunnya harga batu bara di pasar internasional dan penguatan rupee juga mendorong kemudahan aktivitas impor.
Menurut Central Electricity Authority India, saat ini pembangkit listrik India memiliki stok 12,4 juta ton batu bara. Setahun lalu, India memiliii 20,9 juta ton stok batu bara per 30 Juni.