Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah akui target kemiskinan 2014 sulit tercapai

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengakui target mencapai angka kemiskinan sebesar 10,5% pada 2014 akan sulit tercapai.

Bisnis.com, JAKARTA – Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengakui target mencapai angka kemiskinan sebesar 10,5% pada 2014 akan sulit tercapai.

Menteri yang akrab disapa CT itu mengemukakan kesulitan mencapai target angka kemiskinan terjadi seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal itu, lanjutnya, berimbas pada bertambahnya jumlah penduduk miskin, meskipun terjadi penurunan persentase.

“Jadi kalau lihat sekarang persentase masih di atas 11%, sementara targetnya di kisaran 10%-an, padahal waktu yang tersisa tinggal beberapa bulan lagi, maka secara realistik akan berat [capai target],” ujarnya kepada Bisnis di Jakarta, Kamis (3/7/2014).

Dia mengatakan pemerintah akan mencoba semua langkah yang memungkinkan untuk menekan angka kemiskinan hingga mencapai target. Namun demikian, dia mengingatkan sisa waktu yang terbatas untuk mencapai target tersebut.

Menko bidang Kesra Agung Laksono mengakui bertambahnya jumlah penduduk miskin meskipun secara persentase terjadi penurunan. Secara persentase, angka kemiskinan turun dari 11,47% per Maret 2013 menjadi 11,25% per Maret 2014. Akan tetapi, jumlah penduduk miskin justru bertambah dari 28.066.550 jiwa per Maret 2013 menjadi 28.280.010 jiwa per Maret 2014.

Dia menyebutkan sejumlah perkembangan yang terjadi pada tahun ini turut memengaruhi tingkat kemiskinan.

Pertama, ujarnya, keterlambatan pertumbuhan ekonomi nasional sebagai akibat pengaruh situasi global. Kedua, ujarnya, sejumlah bencana alam yang terjadi pada akhir 2013 dan berlanjut hingga awal 2014. Mulai dari bencana tanah longsor, banjir, gempa, angin puting beliung, hingga erupsi gunung berapi.

“Semuanya bersifat masif, berpengaruh, sehingga [berakibat] ada pertambahan rakyat miskin sekitar 100.000-an jiwa. Saat itu kami sampai menaikkan jatah raskin November dan Desember ditarik ke depan, semata-mata untuk mencegah pertambahan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Taufik Wisastra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper