Bisnis.com, NEW DELHI – Para investor menunggu kebijakan Perdana Menteri India, Narendra Modi dalam memangkas anggaran subsidi yang naik lima kali lipat di tangan pemerintahan pendahulunya, dan membawa inflasi India ke level tertinggi di Asia.
Pada 10 Juli mendatang Modi akan mempublikasikan bujet negara pertama dalam masa pemerintahannya. Data Bloomberg menunjukkan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) India meningkat hampir dua kali lipat dalam satu dekade terakhir.
Ekonom Mizuho Bank Ltd di Singapura, Vishnu Varathan menuturkan sangat sulit bagi India untuk memangkas anggaran subsidi. “Subsidi harus dipangkas untuk jangka waktu lama, meski dilakukan secara bertahap,” kata Varathan, Kamis (3/7/2014).
Adapun biaya yang dikeluarkan untuk subsidi makanan, BBM, dan pupuk telah meningkat 472%, dibandingkan dengan yang dicantumkan pada alokasi bujet 2004.
Di sisi lain, belanja pemerintah India adalah yang terendah kedua setelah Indonesia, di antara negara-negara fragile five yaitu Indonesia, Brasil, Turki, dan Afrika Selatan.
Subsidi meningkat menjadi 16% dari total bujet negara India per maret 2014, dari 9% pada 2004. Dokumen bujet menunjukkan, rencana belanja meningkat 30% dari 26% pada 2004.
Juni lalu Modi menyampaikan ia siap untuk mengambil langkah-langkah tidak populer demi menyelamatkan keuangan negara India.
Pada April, Gubernur Reserve Bank of India, Raghuram Rajan mengatakan pemangkasan anggaran subsidi akan membantunya mencapai target inflasi harga 6% pada 2016 mendatang, dari 8,28% saat ini.