Bisnis.com, JAKARTA—Kendati situasi perbankan diwarnai suku bunga tinggi, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (Bank Sulut) berencana dalam waktu dekat menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun guna meningkatkan ekspansi pembiayaan.
Direktur Utama Bank Sulut Johanis Ch. Salibana mengatakan dana hasil obligasi terutama dialokasikan untuk pembiayaan consumer loan karena captive market yang masih terbuka.
"Karena banyak PNS gajinya lewat Bank Sulut sehingga kami masih yakin bertumbuh," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (2/7/2014).
Salibana menuturkan tingginya suku bunga menyebabkan margin bunga bersih tergerus tetapi manajeman akan melakukan ekspansi volume kredit sehingga kondisi rentabilitas masih akan terjaga. Obligasi menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan dana guna menunjang ekspansi kredit.
Salibana menjelaskan penerbitan obligasi di pasar modal dijadwalkan dilakukan dalam waktu dekat. Namun, manajemen masih perlu mengevaluasi situasi pasar dan menunggu moment yang tepat.
"Kalau rate pasarnya masih tinggi, kami akan tunda dulu sampai suku bunga yang kami anggap layak," jelasnya.
Salibana mengklaim obligasi BPD umumnya diminati para investor yang ditandai dengan permintaan yang oversubcribed. Obligasi kali ini merupakan obligasi kelima yang diterbitkan Bank Sulut, setelah pertama kali diterbitkan pada tahun 90-an.
Dia melanjutkan kinerja Bank Sulut pada tahun ini masih akan bertumbuh. Pada akhir tahun lalu Bank Sulut membukukan laba sebesar Rp181,41 miliar atau meningkat 30,34% dari tahun 2012 yang sebesar Rp139,19 miliar.
"Tahun ini kami masih akan tumbuh. DPK dan kredit sejauh ini meningkat," paparnya.