Bisnis.com, DENPASAR- Industri pariwisata di Bali diperkirakan menyebabkan jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bali terus menyusut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, pada 2013 tercatat 408.233 rumah tangga usaha pertanian, menurun 17,09% dibandingkan dengan 2003 sebanyak 492.394 rumah tangga pertanian.
Saat ini Kabupaten Buleleng tercatat sebagai daerah dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak mencapai 88.913, dan terkecil ada di Denpasar, yaitu, 5.983 rumah tangga usaha pertanian.
"Setiap tahun rata-rata terjadi penurunan 1,7%, dan dugaan kami banyak yang beralih ke industri pariwisata," kata Kepala BPS Bali Panusunan Siregar, Rabu (2/7/2014).
Secara absolut, penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Buleleng mencapai 21.841 rumah tangga usaha pertanian, dan penurunan terkecil di Kabupaten Bangli mencapai 1.593 rumah tangga usaha pertanian.
Namun, secara persentase, penurunan terbesar terjadi di ibukota Bali, Denpasar, mencapi 46,56%.
Panusunan menjelaskan penurunan rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di subsektor peternakan 78.193.
Menurutnya, Pemprov Bali perlu segera menangani persoalan ini karena rumah tangga usaha pertanian yang ada sekarang, sebanyak 63,89% hanya menguasai lahan kurang dari 0,5 Ha.
"Bahkan, sebesar 63,58% merupakan rumah tangga gurem," tuturnya.
Dia menyarankan Pemprov Bali perlu mengupayakan agar industri pertanian semakin menarik sehingga banyak masyarakat tertarik.